Islamic marketing menjadi salah satu konsep pemasaran yang cukup berkembang dan berpengaruh di dunia saat ini.
Menurut Kotler & Levy (1969), pemasaran merupakan konsep melayani dan memuaskan kebutuhan manusia secara sensitif. Dalam perkembangannya, konsep marketing telah berkembang begitu pesat, mulai dari marketing 1.0 hingga marketing 5.0.
Perkembangan konsep marketing ini didorong oleh berbagai aspek, salah satunya pergeseran perilaku masyarakat dan kondisi masyarakat itu sendiri.
Salah satu aspek yang memengaruhi kehidupan masyarakat adalah agama. Islam sebagai agama dengan penganut terbesar kedua di dunia tentu berperan besar dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan banyaknya jumlah pengikut agama Islam, para analis pemasaran juga mencetuskan konsep pemasaran berlandaskan kaidah agama, salah satunya Islamic Marketing atau disebut juga Halal Marketing.
Untuk memahami lebih dalam terkait konsep ini, simak artikel berikut ini.
Apa itu Islamic Marketing?
Menurut Tajamul Islam dan Dr. Uma Chandrasekaran (2013), Islamic marketing atau Halal marketing mengasumsikan bahwa agama dapat memengaruhi pilihan konsumen.
Dengan begitu, bisnis dapat menawarkan produk atau layanan kepada pelanggan dengan mengikuti hukum, prinsip, dan pedoman Islam, terutama dalam merancang strategi pemasaran.
Bakr Ahmad Alserhan (2011) menyebutkan bahwa penambahan kata ‘Islami’ dalam konsep pemasaran akan dipahami sebagai kepatuhan praktik syariah dengan mengikuti ajaran Islam dalam semua aspek perdagangan, menerapkan etika bisnis Islam, dan mengamati kondisi pasar sesuai agama Islam.
Islamic marketing termasuk konsep pemasaran yang relatif baru, namun dalam praktiknya sudah ada sejak lama. Sebagai contoh, setiap muslim di dunia akan selalu berusaha untuk memastikan setiap produk yang digunakan adalah produk dan layanan yang halal serta menghindari produk tidak halal.
Berkembangnya fenomena globalisasi dan liberalisasi mendorong berbagai perusahaan multinasional untuk melirik segmen pasar ini sebagai sebuah peluang dan tantangan.
BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs
Konsep Halal dan Haram
Halal dan haram merupakan konsep yang diambil berdasarkan hukum Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah (cara hidup nabi) yang mengatur setiap aspek kehidupan seorang muslim.
Halal umumnya merujuk pada makanan yang diperbolehkan dalam Islam, namun cakupannya lebih dari itu, mulai dari perilaku, ucapan, pakaian, aturan, hingga diet yang diizinkan.
Sementara itu, haram adalah kebalikan dari halal yang berarti sesuatu yang dilarang apapun bentuknya. Selain itu juga terdapat konsep ‘makruh’ dimana jika dilakukan maka tidak mendapat dosa, namun jika dihindari akan mendapat pahala.
Konsep inilah yang menjadi pemicu awal bagaimana konsep Islamic marketing atau Halal marketing berkembang di masyarakat dalam berbagai jenis produk.
Islamic marketing ini menitikberatkan konsep halal dan haram dalam setiap produk/layanan yang ditawarkan serta strategi pemasarannya. Perkembangan konsep pemasaran ini mendorong konsumen muslim di seluruh dunia menjadi lebih sadar atas kehalalan produk yang digunakannya.
Islamic marketing telah merasuk dalam berbagai produk, mulai dari kosmetik, obat-obatan, pakaian, layanan perbankan dan keuangan, pendidikan, rekreasi dan hiburan, hotel hingga jasa pariwisata.
BACA JUGA: Triple Bottom Line: Ukuran Kesuksesan Bisnis Tidak Sekadar Profit
Mengapa Pasar Muslim dan Islamic Marketing Potensial?
Terdapat banyak alasan mengapa pasar muslim dan islamic marketing menjadi suatu peluang dan tantangan bagi bisnis. Berikut penjelasan berdasarkan jurnal “Halal Marketing: Growing the Pie” oleh Tajamul Islam dan Dr. Uma Chandrasekaran (2013).
1. Agama terbesar kedua di dunia
Menurut CIA World Factbook 2013, populasi muslim adalah 22,74% populasi dunia dan diperkirakan oleh The Pew Forum on Religion and Public Life (2011) akan meningkat sekitar 35% dalam 20 tahun menjadi 2,2 miliar pada 2030.
2. Potensi pasar yang besar
The World Halal Forum Report (2010) memperkirakan pasar produk halal global mencapai US$ 2,3 triliun dan 67% (US$ 1,4 triliun) adalah sektor makanan dan minuman. Potensi pasar ini diperkirakan juga menyasar konsumen non-Muslim karena prinsip halal menekankan pada kebersihan dan larangan bahan berbahaya.
3. Berdasarkan pedoman mutlak
Setiap Muslim di dunia dipandu oleh Al-Quran dan Sunnah Nabi sebagai norma dan pedoman mutlak, sehingga tidak ada perbedaan besar dalam konsep halal dan haram dimanapun berada.
4. Pola konsumsi dipengaruhi oleh iman
Dalam studi yang dilakukan Ogilvy Noor menyatakan bahwa 97% responden muslim Amerika setuju bahwa menjadi muslim memengaruhi perilaku konsumsi dan keputusan pembelian produk. Dengan begitu, pasar Muslim akan selalu menjadi menarik di seluruh belahan dunia.
BACA JUGA: Mengenal Etika Bisnis, Hal Penting yang Wajib Diketahui Setiap Pebisnis
Penerapan Islamic Marketing
Islamic marketing tidak hanya sesuai dengan masyarakat muslim, tetapi juga dengan kalangan non muslim. Menurut Sandikci (2011), telah terjadi peningkatan pada penerimaan produk halal di kalangan non muslim dan munculnya pengusaha muslim.
Hal inilah yang menjadi faktor yang menarik perhatian sebagai marketer dan pelaku bisnis untuk memberikan perhatian pada segmen pasar muslim.
Banyak perusahaan multinasional juga telah menghasilkan produk versi halal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Alserhan (2010), perusahaan seperti Nestle, Unilever, L’oreal, Colgate, Baskin Robbins, dan Campbell Soups telah menyasar pasar Islami dan menikmati 90% pangsa pasar makanan halal, kosmetik, dan obat-obatan.
Sebagai contoh Nestle Malaysia memproduksi sekitar 300 produk halal mencakup makanan dan minuman yang diekspor ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
Selain itu, Oglivy Noor merupakan konsultan Islamic Branding spesialis pertama di dunia yang didirikan pada 2010. Ogilvy Noor memperkenalkan konsep ‘Indeks Noor’ untuk mengukur kehalalan produk dan layanan yang bertujuan untuk membantu perusahaan dalam memahami dan berkomunikasi dengan konsumen muslim di seluruh dunia. Hal ini mencakup strategi marketing yang dilakukan.
Demikianlah penjelasan mengenai Islamic marketing atau Halal marketing yang begitu berpengaruh dalam pasar muslim. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh konsep produk halal dan haram yang menjadi landasan bagi setiap perusahaan. Dengan begitu, menggarap pasar Muslim adalah sebuah peluang dan tantangan bagi pelaku bisnis Indonesia.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz
BACA JUGA: Green Marketing: Cintai Bumi dengan Strategi Pemasaran Berkelanjutan