Bank Dunia menyoroti kemungkinan adanya resesi global pada 2023 seiring kebijakan bank sentral di seluruh dunia yang secara bersamaan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga merupakan upaya untuk menekan inflasi yang tercermin dari kenaikan harga-harga barang.
Dalam studi barunya, lembaga internasional itu melihat bank-bank sentral telah menaikkan suku bunga tahun ini secara bersamaan dan masif selama lima dekade terakhir. Tren itu sangat besar kemungkinannya berlanjut hingga tahun depan.
Namun, kebijakan bank sentral dunia yang menaikkan suku bunga ataupun intervensi aturan lainnya belum cukup menahan inflasi global seperti sebelum pandemi COVID-19 menerjang. Investor memperkirakan bank sentral menaikkan suku bunga acuannya hingga hampir 4% pada 2023.
“Jika ini disertai dengan tekanan pasar keuangan, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) global akan melambat menjadi 0,5% pada 2023, kontrak 0,4% yang memenuhi definisi teknis dari resesi global,” kata Bank Dunia, dikutip dari Xinhua, Jumat (16/9/2022).
Ayhan Kose, wakil presiden Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Institusi yang Berkeadilan mencatat kenaikan suku bunga akan memengaruhi seluruh negara. Bahkan, hal itu bisa memperparah dalam upaya memperketat kondisi keuangan serta memperburuk perlambat pertumbuhan global.
“Para pembuat kebijakan di pasar emerging market dan ekonomi berkembang harus siap untuk mengelola potensi dampak dari pengetatan kebijakan yang sinkron secara global,” kata Kose.
Dalam studi tersebut, serangkaian krisis keuangan di negara-negara emerging market dan ekonomi berkembang akan merugikan mereka.
“Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di negara emerging market dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
“Untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, stabilitas mata uang, dan pertumbuhan yang lebih cepat, pembuat kebijakan dapat mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi ke meningkatkan produksi,” kata Malpass.
“Kebijakan harus berusaha untuk menghasilkan investasi tambahan dan meningkatkan produktivitas dan alokasi modal, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan,” Malpass menyatakan.