Sewu Segar Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran buah lokal terus meningkatkan kapasitas produksi buah segarnya di Tanah Air. Tahun ini, anak usaha dari Gunung Sewu Group itu menargetkan produksi 3,6 juta boks buah, atau meningkat 50% dari tahun lalu yang hanya 2,4 juta boks. Dari angka itu, 3,4 juta boks merupakan buah pisang, sedangkan 200.000 sisanya terbagi untuk buah jambu, pepaya, nanas, melon, dan lainnya.
Target tersebut disampaikan Luthfiany Azwawie, Marketing & Communication Manager PT Sewu Segar Nusantara, kepada Marketeers, di Jakarta, Sabtu, (27/6/2015). Lutfiany menerangkan, satu boks buah setara dengan 12 kilogram. Itu artinya, kapasitas produksi Sewu Segar tahun ini berkisar 43,2 juta kilogram alias 43.200 ton. “Jika perusahaan lain tumbuh 15%, pendapatan kami bisa tumbuh rata-rata 30%. Pertumbuhan ini ditopang oleh middles class income yang meningkat serta kesadaran gaya hidup sehat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tahun ini, Sewu Segar berencana untuk menambah pasokan lahan perkebunan di Aceh dan Blitar, Jawa Timur. Sebab, saat ini, pihaknya masih mengandalkan 3.500 hektare lahan perkebunannya yang berlokasi di Kabupaten Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Meski masih merahasiakan luas area kebun di dua kota tersebut, Luthfiany bilang perusahaan membutuhkan minimal 100 hektare lahan agar menghasilkan skala bisnis yang optimal. “Menamam holtikultura itu tidak mudah. Tanahnya harus sesuai dengan buah yang akan ditanam. Kami butuh lahan besar untuk menghasilkan kapasitas yang besar pula,” imbuhnya.
Luthfiany melanjutkan, karena 80% komponen buah adalah air, maka perusahaan mesti berinvestasi membangun saluran irigasi yang dinilainya cukup merogoh belanja modal. Karenanya, amat disayangkan jika perkebunan yang dimiliki begitu kecil. “Satu hektare rata-rata berisi 2.000 pohon. Dan, satu pohon menampung 30 kilogram buah. Jadi, kalau hanya 10 hektare saja, produksinya sedikit. Lagi pula, menamam buah di lahan 10 hektare dengan 100 hektare, usaha yang dibutuhkan itu sama besarnya,” ceritanya.
Jika dua kebun baru itu sudah mulai dioperasikan, maka Sewu Segar Nusantara dapat memproduksi buah segar hingga 10 juta boks per tahun atau setara 120.000 ton. Luthfiany bilang, pisang akan masih mendominasi total pohon yang ditanam perusahaan, khususnya pisang cavendish yang populer dengan merek Sunpride.
Selain memasarkan buah pisang, jambu, dan nanas bermerek Sunpride di pasar modern, Sewu Segar juga mengembangkan merek Sunfresh yang ditujukan untuk pasar tradisional. Luthfiany menegaskan, adanya dua merek tersebut hanya pertimbangan kosmetika semata, yang mana buah Sunfresh memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang Sunpride.
“Kalau tidak masuk spesifikasi buah Sunpride, buah itu masuknya ke Sunfresh. Tapi, rasa tetap sama, karena berasal dari pohon yang sama. Karena ukurannya lebih kecil, buah Sunfresh, seperti pisang, biasanya digunakan untuk buah katering,” ujarnya.
Selain itu, merek Sunfresh juga dibuat sebagai fighting brand bagi berbagai buah impor yang ada di general trade. Sampai saat ini, perbandingan volume merek Sunpride dan Sunfresh adalah 90:10.