Surplus: Pengertian, Cara Memahami dan Jenisnya

marketeers article
Surplus. (FOTO: 123rf)

Surplus adalah istilah yang umum digunakan untuk kegiatan ekonomi hingga bisnis dan dipahami sebagai selisih dari pengeluaran yang lebih kecil dibandingkan pemasukan. Dalam konteks produk dan jasa, surplus digambarkan sebagai situasi produksi dan penawaran yang melebihi permintaan atau kebutuhan.

Dalam ekonomi, surplus dapat diterjemahkan sebagai kelebihan suplai (supply) atas permintaan (demand) yang terjadi di pasar. Ini dapat menyebabkan harga turun dan produsen harus menawarkan diskon atau promosi untuk menjual produk mereka.

Namun, surplus juga dapat menunjukkan situasi di mana suatu negara atau perusahaan memiliki lebih banyak pendapatan daripada pengeluaran, yang dapat digunakan untuk investasi atau pembayaran utang.

BACA JUGA: Ilmu Ekonomi: Arti, Tujuan hingga Fungsinya

Apa Itu Surplus?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) surplus adalah jumlah yang melebihi hasil biasanya; berkelebihan; sisa. Investopedia menilai surplus menggambarkan jumlah aset atau sumber daya yang melebihi porsi yang digunakan secara aktif. 

Surplus dapat merujuk pada sejumlah konteks yang berbeda, termasuk pendapatan, laba, modal, dan barang.

Dalam konteks persediaan, surplus menggambarkan produk yang masih ada di rak-rak toko dan belum terjual. Dalam konteks anggaran, surplus adalah pendapatan yang diperoleh melebihi biaya yang dibayarkan.

BACA JUGA: Memahami Default: Pengertian, dan Aspek Penyebabnya

Surplus anggaran juga dapat terjadi di dalam pemerintahan ketika ada sisa pendapatan pajak setelah program pemerintah dibiayai sepenuhnya.

Memahami Surplus

Surplus tidak selalu diinginkan. Sebagai contoh, produsen yang memproyeksikan permintaan masa depan secara berlebihan untuk suatu produk dapat mengakibatkan stok-stok yang ada tidak terjual.

Akibatnya, hal itu dapat menyebabkan kerugian finansial kuartalan hingga tahunan. Surplus komoditas yang mudah rusak, seperti biji-bijian dapat menyebabkan kerugian permanen, karena persediaan membusuk dan barang tidak dapat dijual.

Surplus Ekonomi

Ada dua jenis surplus ekonomi, yaitu surplus konsumen dan surplus produsen. Biasanya, surplus konsumen dan surplus produsen bertentangan, karena yang baik untuk yang satu menjadi buruk bagi yang lain.

Surplus Konsumen

Surplus konsumen terjadi ketika harga produk atau jasa lebih rendah dari harga tertinggi yang sanggup dibayar oleh konsumen. Bayangkan, sebuah lelang, yang mana seorang pembeli menetapkan batas harga yang tidak akan dilampauinya untuk sebuah lukisan yang disukai.

Surplus konsumen terjadi jika pembeli ini pada akhirnya membeli karya seni tersebut dengan harga kurang dari batas yang telah ditentukan. Dalam contoh lain, anggaplah harga per barel minyak turun, menyebabkan harga bensin merosot di bawah harga yang biasa dibayarkan oleh pemilik kendaraan.

Dalam kasus tersebut, konsumen mendapatkan keuntungan dengan surplus.

Surplus Produsen

Surplus produsen terjadi saat barang dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada harga terendah yang sanggup dijual oleh produsen. Surplus produsen timbul saat pembeli menciptakan perang penawaran, sehingga menyebabkan barang tersebut terjual dengan harga yang lebih tinggi, jauh di atas harga minimum.

Related

award
SPSAwArDS