Survei: 1 dari 5 Warga AS Rela Berutang Untuk Beli iPhone Baru

marketeers article
iPhone 15. (Sumber: Apple)

Apple kembali iPhone baru dalam acara Wonderlust pada Selasa (12/9/2023) waktu setempat. Respons terhadap iPhone 15 pun beragam, namun tak sedikit yang sudah berkeyakinan bahwa mereka harus membeli produk baru ini.

Menurut survei yang dilakukan oleh WalletHub, lebih dari 1 dari 5 orang Amerika percaya bahwa layak untuk berutang untuk membeli salah satu perangkat seri iPhone 15 yang baru. Selain itu, 2 dari 5 orang yang berencana untuk membeli salah satu model iPhone 2023 yang baru.

“Apakah lebih baik membiayai pembelian ponsel baru Anda atau membayarnya sekaligus? Hampir 2 dari 5 orang mengatakan bahwa lebih baik membayar secara angsuran,” tulis laporan PhoneArena, Kamis (14/9/2023).

BACA JUGA: Pengiriman iPhone 15 Diprediksi Tembus 80 Juta, iPhone 15 Pro Paling Laris

Hasil survei lainnya, 1 dari 3 orang mengatakan bahwa mereka akan menggambarkan seseorang yang selalu memiliki model iPhone terbaru sebagai orang yang “boros” sementara 21% akan menganggap mereka sebagai orang kaya.

Demikian pula, 16% mengatakan bahwa tidak memiliki iPhone adalah tanda bahwa seseorang sedang mengalami kesulitan keuangan.

BACA JUGA: 5 Perbedaan Lini iPhone 15 Pro dengan iPhone 14 Pro, Beli Atau Skip?

Di sisi lain, 60% dari orang Amerika yang disurvei mengatakan bahwa mereka bersedia berganti ke operator seluler yang lebih murah, dan hampir setengah dari responden mengatakan bahwa mereka menganggap tidak adil bahwa operator pascabayar memeriksa skor kredit pengguna. Hampir 3 dari 4 orang mengatakan bahwa model iPhone baru yang baru dirilis terlalu dibesar-besarkan.

Dan lebih dari setengah orang Amerika yang disurvei mengatakan bahwa Apple tidak membayar cukup pajak. Survei ini melibatkan 240 responden online di Amerika Serikat dan menurut WalletHub, data ini dinormalisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendapatan sehingga sampel mencerminkan demografi AS.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS