Studi terbaru Populix bertajuk “Unlocking Insights into Digital Investment Trends” mengungkapkan bahwa 47% responden percaya bahwa investasi digital dapat memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan investasi konvensional, seperti tabungan atau deposito.
Mayoritas responden (55%) memiliki pemahaman dasar mengenai investasi digital, terutama pada instrumen seperti reksa dana dan saham. Namun, masih terdapat kesenjangan pengetahuan terkait perbedaan antara investasi digital dan konvensional.
Data menunjukkan, 44% responden mengaku memiliki pemahaman yang terbatas dan 14% lainnya tidak mengetahui perbedaannya sama sekali.
Menurut data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia telah meningkat sebesar 11% sepanjang tahun ini, dari 12,17 juta investor pada 2023 menjadi 13,45 juta investor hingga 9 Agustus 2024.
BACA JUGA: Kemitraan Strategis Populix dan Statista untuk Wawasan Pasar Indonesia
Peran Generasi Muda
Peran generasi muda sangat dominan dalam pertumbuhan ini, dengan 54,96% dari total investor individu berusia di bawah 30 tahun. Sebanyak 89% responden menyatakan bahwa mereka memahami risiko yang terkait dengan investasi digital, meskipun tingkat pengetahuan mereka bervariasi.
Namun demikian, tantangan terbesar yang dihadapi responden adalah mengukur kesuksesan dari investasi digital mereka, dengan 49% menyatakan hanya memiliki sedikit pemahaman dan 18% tidak memahami cara mengukur kesuksesan tersebut.
Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix, menjelaskan bahwa peningkatan tren investasi digital membutuhkan dukungan yang kuat dari literasi keuangan dan platform investasi yang terpercaya. “Dengan pemahaman yang lebih baik, semakin banyak orang akan merasa percaya diri untuk mengeksplorasi investasi digital. Penyederhanaan konsep investasi yang kompleks juga akan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas,” ujarnya dalam siaran persnya kepada Marketeers, Kamis (29/8/2024).
BACA JUGA: Populix: Diskon dan Garansi Jadi Faktor Utama EV Dilirik Konsumen
Studi ini juga menunjukkan bahwa 67% responden sudah berencana untuk berinvestasi secara digital pada tahun depan. Investasi digital dipandang sebagai cara yang praktis untuk mencapai keamanan finansial dan meningkatkan pendapatan, bahkan dengan modal yang minimal. Mayoritas responden (74%) mengalokasikan anggaran investasi hingga Rp 5 juta, dengan 33% di antaranya menganggarkan kurang dari Rp 1 juta.
Tujuan utama dari investasi ini adalah untuk membentuk dana darurat (68%), menambah penghasilan (61%), membeli aset seperti rumah dan kendaraan (48%), menyiapkan dana pensiun (46%), dan dana pendidikan (40%). Namun, sepertiga responden masih ragu untuk berinvestasi secara digital, terutama karena kurangnya pengetahuan dan kekhawatiran akan risiko kerugian modal.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz