Survei: 54% Bos Perusahaan Tak Dapat Pertahankan Bisnis Tanpa AI

marketeers article
Ure, Chief Executive Officer (CEO) Marsh McLennan Indonesia. Sumber gambar: pers rilis.

Mercer (Marsh McLennan Indonesia), firma konsultasi sumber daya manusia (SDM) mengeluarkan hasil penelitian terbaru bertajuk Global Talent Trends 2024. Dalam penelitian ini 54% pimpinan perusahaan tidak dapat mempertahankan bisnis tanpa bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Adapun penelitian tersebut didapatkan dari 12.200 suara dengan melibatkan responden sebanyak 845 eksekutif C-Suite. Kemudian ada pula sebanyak 1.920 pemimpin human resources (HR), 9.449 karyawan, dan 84 investor dari 17 geografi serta 16 industri yang berbeda.

BACA JUGA: Menilik Keuntungan Menggunakan Artificial Intelligence dalam Meeting

“Pertumbuhan pesat dalam kemampuan AI Generatif telah menimbulkan harapan untuk peningkatan produktivitas dan pertumbuhan finansial. Sebanyak 54% eksekutif menyatakan bahwa perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa bantuan AI,” kata Douglas Ure, Chief Executive Officer (CEO) Marsh McLennan Indonesia di Jakarta, dikutip Kamis (28/3/2024).

Menurutnya, secara global kondisi perekonomian jangka panjang makin suram dengan adanya ketegangan geopolitik dan konflik antarnegara yang makin panas. Hal ini menimbulkan ketidakstabilan tatanan global yang ditandai dengan polarisasi narasi, sehingga mengikis rasa kepercayaan dan memunculkan ketidakamanan.

BACA JUGA: Pengguna Teknologi Artificial Intelligence di Indonesia Meningkat 22,1%

Meskipun terdapat prediksi pertumbuhan pada tahun ini, hanya kurang dari setengah eksekutif yang yakin bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan organisasinya dengan model talenta saat ini. Sebanyak satu dari dua pimpinan perusahaan menyatakan bahwa tantangan utama tenaga kerja mereka pada tahun 2024 adalah biaya tenaga kerja yang meningkat, model kerja yang baru, dan kurangnya keterampilan.

“Resiliensi atau ketahanan akan menjadi sangat penting dalam beberapa tahun mendatang. Investasi terbaru dalam mitigasi risiko telah memberikan hasil, dengan 64% pimpinan perusahaan mengatakan bahwa bisnis mereka dapat bertahan menghadapi tantangan yang tak terduga, naik 40% dibandingkan dua tahun yang lalu,” ujarnya.

Dengan kondisi bisnis yang makin tak menentu, ada empat hal yang mestinya harus dilakukan perusahaan bisa agile menghadapi tantangan. Pertama adalah menggunakan AI untuk membantu mendesain ulang pekerjaan mereka.

Kedua adalah beralih ke praktik berbasis keterampilan. 

“Pimpinan perusahaan perlu memberikan wawasan data mengenai risiko kesehatan dan secara aktif mengelola kapasitas karyawannya,” tutur Douglas.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related