Survei Consensys: RI Jadi Negara Paling Progresif terharap Web3 & Kripto
Consensys, perusahaan perangkat lunak blockchain dan web3 bersama dengan YouGov melaporkan hasil survei terbarunya terkait dengan perkembangan industri web3 dan kripto. Hasilnya, Indonesia menjadi negara yang memiliki persepsi paling positif dan progresif terhadap kripto.
Joe Lubin, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Consensys mengatakan penelitian ini menggunakan sampel secara global sebanyak 15.158 orang yang berusia 18 hingga 65 tahun. Adapun masa penelitian dilakukan sejak 26 April hingga 18 Mei 2023 di 15 negara pada benua Afrika, Amerika, Asia yang termasuk responden dari Indonesia sebanyak 1.015 orang, serta Eropa.
BACA JUGA: Bappebti Resmikan Bursa dan Penyimpanan Aset Kripto
Joe menyebut survei ini memberikan wawasan yang menarik dan unik tentang pemahaman dan pandangan publik terhadap ekosistem web3 dan kripto secara keseluruhan. Bahkan, temuan terbaru melampaui survei-survei sebelumnya yang hanya mempertimbangkan persepsi orang-orang terhadap investasi dalam aset kripto.
“Berbeda dengan beberapa negara Asia lainnya, Indonesia memiliki persepsi yang paling positif dan progresif terhadap kripto, di mana kripto dianggap sebagai mata uang masa depan dengan persentase 17% dan memiliki potensi untuk kepemilikan digital sebanyak 15%. Termasuk pula sebagai alternatif terhadap ekosistem keuangan tradisional sebanyak 9%,” kata Joe melalui keterangannya, Rabu (26/7/2023).
BACA JUGA: Kaspersky Temukan Phising Kripto Baru, Targetkan Pengguna Seluruh Dunia
Menurutnya, temuan ini menunjukkan Indonesia dengan populasi pemuda yang dimilikinya, sangat terbuka terhadap konsep-konsep web3 dan kripto. Ini menjadi sinyal yang baik untuk menjadi salah satu yang terdepan dalam pergeseran paradigma menuju Internet yang didukung oleh pengguna dan berpusat pada komunitas.
Tak hanya itu, temuan lain dalam survei ini, yakni sebanyak 77% responden menjawab bahwa mereka telah memberikan nilai tambah pada internet. Jumlah yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara lain dan semua negara Asia yang disurvei, misalnya Jepang dengan persentase 40%.
Survei juga mengungkapkan masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang paling peduli terhadap privasi di Asia dan hanya kalah dari Nigeria secara global dengan persentase 92% responden menyatakan bahwa privasi data penting bagi mereka. Indonesia juga menempati peringkat kedua dalam keinginan untuk membagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dari data pengguna dengan persentase 81%,
Termasuk pula untuk memiliki lebih banyak kontrol atas data pengguna mereka dengan persentase 89%. Di Asia, Indonesia menempati menempati peringkat pertama dalam keyakinan terhadap kepemilikan digital yang menunjukkan bahwa mereka seharusnya memiliki hal-hal yang mereka ciptakan di Internet.
Masyarakat Indonesia lebih sadar akan konsep web3 dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Asia dengan 23% responden menyatakan mereka memiliki pengetahuan tentang web3. Capaian ini mengalahkan Jepang yang hanya 9%.
“Hasil-hasil tersebut juga menggambarkan pengguna Indonesia sebagai builder dan pencipta yang berorientasi ke masa depan, yang berkontribusi pada transformasi era baru Internet,” tutur Joe.
Editor: Ranto Rajagukguk