Survei Lebaran 2025: Belanja Praktis Makin Diminati

Lebaran
Ilustrasi suasana Lebaran. (FOTO: 123RF)

Menjelang Ramadan dan Lebaran 2025, survei terbaru dari Milieu Insight mengungkap sejumlah tren menarik terkait kebiasaan belanja masyarakat Indonesia selama musim perayaan.

Survei ini menyoroti bagaimana tradisi dan nilai sosial tetap berperan penting, namun kini dipadukan dengan faktor kenyamanan, harga yang terjangkau, dan pilihan pembayaran yang fleksibel.

Hasil survei menunjukkan bahwa tradisi berkumpul dan berbagi hadiah saat Lebaran masih menjadi prioritas, serta faktor ekonomi turut memengaruhi pola belanja.

Konsumen kini lebih cermat dalam memilih produk dan cenderung mengutamakan nilai guna daripada sekadar mengikuti tren.

Peralihan ke Pembayaran Digital dan Social Commerce

Survei itu juga mengungkap bahwa belanja digital semakin mendominasi. Sebanyak 63% konsumen lebih memilih menggunakan e-wallet dibandingkan uang tunai karena alasan kenyamanan dan keamanan.

Kemudian, layanan Buy Now, Pay Later (BNPL) juga kian populer, terutama di kalangan konsumen berusia 25 hingga 44 tahun, dengan 15% di antaranya memanfaatkan metode ini untuk fleksibilitas keuangan.

BACA JUGA: 5 Tips Merawat Kendaraan sebelum Digunakan untuk Mudik Lebaran

Platform belanja online seperti Shopee (83%) dan Tokopedia (41%) masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran.

Sementara itu, social commerce seperti TikTok Shop juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan 25% konsumen memilih platform ini karena menawarkan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan menarik.

Dalam hal belanja pakaian Lebaran, banyak konsumen yang mulai berbelanja sejak Maret (42%), bahkan sebagian kecil sudah memulainya sejak Januari (10%) atau Februari (3%).

Menariknya, 33% konsumen memilih untuk mengenakan kembali pakaian yang sudah mereka miliki. Hal ini menunjukkan sikap yang lebih praktis dan berorientasi pada penghematan.

Loyalitas merek juga menjadi pertimbangan penting. Sebanyak 35% konsumen tertarik mencoba merek baru, terutama dari kalangan Gen Z dan Milenial.

Sementara itu, 37% tetap setia pada merek yang sudah mereka kenal, dan 25% lainnya tidak memiliki preferensi khusus.

Minat terhadap produk lokal juga kian menguat. Sebanyak 66% konsumen lebih memilih produk buatan dalam negeri untuk digunakan saat Lebaran, sementara hanya 10% yang cenderung memilih merek luar negeri.

BACA JUGA: Konsumsi Pertamax dan Pertalite Diperkirakan Naik 11% saat Lebaran

Hal ini menciptakan peluang besar bagi bisnis lokal untuk menonjolkan kualitas, nilai budaya, dan keberlanjutan ekonomi yang semakin diapresiasi konsumen.

Dalam hal pengelolaan anggaran, mayoritas konsumen bersikap lebih bijak. Sebanyak 48% konsumen membatasi pengeluaran pakaian Lebaran hingga Rp 500.000, sementara 40% mengalokasikan jumlah yang sama untuk membeli parsel dan hadiah.

Peluang bagi Bisnis

Dengan konsumen yang semakin selektif, Milieu Insight menyarankan bisnis perlu berfokus pada strategi harga yang berorientasi pada nilai produk.

Menawarkan harga yang kompetitif disertai manfaat tambahan yang relevan akan lebih menarik perhatian dibandingkan sekadar promosi singkat atau diskon musiman.

Merek yang mampu menghadirkan pengalaman belanja digital yang lancar, pilihan pembayaran fleksibel seperti BNPL, serta transparansi harga berpeluang memenangkan persaingan.

Selain itu, meningkatnya dukungan terhadap produk lokal menjadi peluang besar bagi bisnis untuk memperkuat narasi tentang keunggulan produk dalam negeri, nilai budaya, dan kualitas autentik yang relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS