Survei Membuktikan 44% Orang Indonesia Suka Konten Premium

marketeers article
Ilustrasi konten premium. Sumber gambar: 123rf.

The Trade Desk, perusahaan layanan periklanan mengeluarkan hasil riset terbarunya tentang tren konsumsi konten digital melalui internet terbuka atau open internet. Dari hasil survei menyebut sebanyak 44% pengguna internet menyukai konten premium yang disediakan melalui situ berita atau website, Over the Top (OTT), Connected TV (CTV), streaming musik atau audio, dan game daring.

Purnomo Kristanto, General Manager The Trade Desk Indonesia mengungkapkan masyarakat Indonesia makin melek digital dan lebih selektif dalam mengonsumsi konten. Temuan lain dari survei juga menyebutkan sebanyak 25% responden mempertimbangkan kredibilitas menjadi faktor utama dalam memilih konten.

Riset ini juga menunjukkan open internet adalah tempat para konsumen menemukan konten seperti ini, terutama konten OTT/CTV dan streaming musik atau audio yang paling banyak diasosiasikan dengan konten premium dan kredibel. Di saat yang bersamaan, fokus terhadap konten premium dan kredibilitas memengaruhi pandangan masyarakat Indonesia terhadap brand yang beriklan di open internet.

BACA JUGA: Survei Trade Desk: 9 dari 10 Orang Tonton Piala Dunia lewat OTT

Ketika membandingkan platform konten premium dengan platform User-Generated Content UGC, 67% masyarakat Indonesia cenderung lebih memercayai brand yang beriklan di OTT. Adapun riset dilakukan dengan pendekatan dua arah. 

Bersama Kantar, The Trade Desk melakukan survei kepada 1.000 masyarakat Indonesia berusia 16 hingga 65 tahun pada September 2022. Hasil dari riset ini mempertimbangkan usia dan jenis kelamin untuk menjadi representatif secara nasional. 

The Trade Desk juga mewawancarai agensi dan pemasar di Asia Pasifik, termasuk ahli dari India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.

“Masih banyak yang belum menyadari bahwa konten daring menarik yang biasa mereka nikmati adalah bagian dari open internet. Konsumen saat ini menghabiskan banyak waktu berkualitas mereka di open internet. Riset pertama di Indonesia ini mengidentifikasi kesempatan menarik bagi para pemasar yang mencari cara baru di luar media sosial untuk beriklan, dan di saluran open internet adalah tempat para audiens lebih aktif,” kata Purnomo melalui keterangannya, Kamis (16/2/2023).

Menurutnya, survei membuktikan selama setahun terakhir, tujuh dari 10 masyarakat Indonesia telah meningkatkan konsumsi open internet mereka. Sementara itu, dua dari tiga masyarakat Indonesia diperkirakan meningkatkan waktu penggunaan saluran open internet selama enam bulan ke depan.

Meski Indonesia sering kali dianggap sebagai Ibu Kota media sosial dunia, riset ini mengungkapkan faktanya masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu di open internet. Dari 283 jam yang dihabiskan rata-rata konsumen Indonesia di media digital dalam sebulan, lebih dari setengah (55%) waktu tersebut dihabiskan di open internet.

BACA JUGA: The Trade Desk: Open Internet Jadi Tren Digital Marketing 2022

Riset ini secara lebih lanjut menyoroti pergeseran penggunaan dari media sosial, platform UGC dan live streaming game menuju saluran-saluran di open internet. Data menunjukkan masyarakat Indonesia berencana untuk meningkatkan konsumsi open internet secara signifikan dalam enam bulan ke depan, dipimpin oleh saluran-saluran seperti situs berita/web, OTT/CTV, dan streaming musik atau audio.

Berdasarkan riset ini, sebelum makan siang dan setelah jam kerja menjadi dua waktu di mana penggunaan open internet relatif lebih tinggi dibandingkan dengan media sosial dan platform UGC. Penggunaan open internet meningkat ketika masyarakat Indonesia mengakses situs berita atau website sebagai bagian dari perjalanan panjang mereka ke tempat kerja.

Sebagai hasilnya, aktivitas pada situs berita melampaui saluran media umumnya sebesar 35% pada pukul 06.00 hingga 13.00. Setelah itu, mereka memanfaatkan waktu usai bekerja untuk berkegiatan sesuai ketertarikan dan hobi.

Untuk melakukan hal ini, masyarakat Indonesia berinteraksi dengan berbagai saluran media seperti OTT, media sosial, game daring, dan lainnya. Data menunjukkan malam hari menjadi prime time untuk menonton OTT.

Ketika setengah dari konsumsi OTT sehari-hari terjadi setelah waktu kerja hingga tengah malam atau pukul 19.00 hingga 00.00. Waktu setelah jam kerja dari mulai 17.00 hingga 19.00 merepresentasikan periode puncak di mana masyarakat Indonesia menikmati tayangan OTT bersama dengan pasangan dan anak mereka.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS