Vero, konsultan komunikasi bersama dengan analis data global YouGov mengeluarkan hasil penelitian terbaru bertajuk The Impact of Indonesia Influencers. Dalam laporan tersebut, sebanyak 94% dari responden mengatakan influencer telah memberikan pengaruh dalam membentuk pola perilaku dan keputusan pembelian mereka.
Survei ini melibatkan lebih dari 2.000 responden laki-laki dan perempuan di seluruh Indonesia dari berbagai latar belakang demografis yang berusia di atas 18 tahun. Survei dilakukan secara online menggunakan panel yang disediakan YouGov dengan frekuenasi penelitian sebanyak satu kali.
BACA JUGA: Auntentisitas, Cara agar Influencer Marketing Lebih Berdampak
Brian Griffin, Chief Executive Officer (CEO) Vero menjelaskan influencer digital di Indonesia saat ini memberikan peluang yang besar bagi bisnis. Tercatat, berdasarkan laporan Statista estimasi pengeluaran untuk pemasaran influencer yang mencapai Rp 5,5 triliun atau sekitar US$ 349,83 juta pada 2028.
“Sebagian besar masyarakat Indonesia, terlepas dari usia, tingkat pendapatan, dan lokasi geografis, mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh konten dari influencer. Alasan utama mereka berinteraksi dengan influencer adalah karena konten tersebut informatif, inspiratif, dan bermanfaat,” kata Brian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
BACA JUGA: Strategi Influencer Marketing untuk Gaet Gen Z ala Mister Potato
Menurutnya, alasan utama responden terpengaruh oleh influencer dalam menentukan keputusan pembelian adalah untuk mempelajari hal baru dengan persentase 63%. Kemudian, sebanyak 8% untuk mencari informasi terkini, dan 53% untuk mencari inspirasi.
Sementara itu, 63% dari responden secara aktif mencari konten yang menawarkan saran dan tips dari para ahli, 47% menginginkan konten-konten edukatif, dan 41% merasa tertarik dengan cerita atau pengalaman pribadi influencer.
“Hal ini membuka peluang besar bagi bisnis dan organisasi untuk bekerja sama dengan influencer dalam menyampaikan pesan mereka. Adapun hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencapai hasil terbaik adalah selalu menggunakan data dan proses yang terstruktur,” ujarnya.
Sementara itu, Edward Hutasoit, General Manager at YouGov menekankan efektivitas influencer berkaitan erat dengan nilai-nilai budaya Indonesia tentang kebersamaan dan kepercayaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa para kreator konten digital dapat berperan sebagai pembimbing yang memberikan saran sesuai dengan keahlian individu mereka.
“Bagi merek, bermitra dengan influencer tidak hanya menjadi taktik pemasaran, namun juga terhubung dengan audiens secara autentik dan menciptakan dampak yang signifikan melalui kepercayaan mereka terhadap influencer,” kata Edward.
Di sisi lain, Ujang Sumarwan, pakar konsumen Insitute Pertanian Bogor (IPB) menilai temuan ini menunjukkan bahwa pola perilaku konsumsi di masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Para influencer sangat relevan dengan nilai-nilai kebersamaan dan sosial dalam budaya Indonesia, yang mana kepercayaan dan rekomendasi dari mulut ke mulut memiliki peran yang signifikan.
Mereka tidak hanya membentuk dan memimpin komunitas baru, namun juga dapat memberikan referensi melalui konten yang menghibur dan sarat informasi berharga, yang pada akhirnya akan memengaruhi pilihan dan keputusan pembelian konsumen.
“Kebutuhan konsumen Indonesia akan konten yang mudah dipahami dan dapat dipercaya menjadi tantangan bagi para kreator konten untuk tetap menjaga autentisitas dan relevansi dengan budaya lokal kita. Dengan demikian, pengaruh mereka dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan,” kata ujang.
Editor: Ranto Rajagukguk