Perusahaan riset PT Nielsen Company Indonesia melaporkan hasil survei terbaru Nielsen mengenai tren perilaku konsumen pada bulan Ramadan. Dalam laporan tersebut, diungkapkan bahwa jumlah masyarakat yang menonton siaran televisi meningkat saat bulan puasa.
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan, Ramadan selalu mendorong kepemirsaan televisi, khususnya saat sahur, menjelang berbuka dan setelah sholat tarawih. Khusus pada jam sahur, peningkatan jumlah penonton dapat mencapai lebih dari tujuh kali lipat. Sedangkan jenis program yang banyak dicari adalah program religious dan program anak-anak, termasuk hiburan.
“Survei Nielsen Consumer and Media View di 11 kota besar menunjukkan adanya peningkatan konsumsi dan waktu menggunakan media digital selama masa Ramadan tahun 2021 dibanding dengan 2019. Masing-masing naik sebesar 24% dan 35%,” kata Hellen dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Menurut dia, survei dilakukan dengan memakai tiga sumber data yakni TV Audience Measurement yang melibatkan 12.000 responden untuk mewakili 58,9 juta orang yang menonton televisi dengan usia di atas lima tahun. Untuk teknologi yang digunakan untuk pengukuran TV adalah sebuah alas seperti decoder yang bernama peoplemeter dan menempel di TV yang berada di rumah responden.
“Jadi kalau TV-nya punya tiga, semuanya akan dipasangi alat. Kemudian, ketika anggota rumah tangga menyalakan TV otomatis alat ini channel apa yang sedang ditonton. Lalu, ditanya siapa yang sedang menonton,” ujarnya.
Sumber data kedua yaitu Consumer and Media View yang merupakan survei tatap muka dengan jumlah responden 17.000 setiap tahun. Jumlah tersebut diproyeksikan untuk mewakili 59 juta orang yang berusia 10 tahun ke atas.
Sedangkan sumber data ketiga adalah Advertising Intelligence yang mengukur dan memonitor belanja iklan dari berbagai produk. Hellen menyebut, survei tersebut melakukan monitoring terhadap 15 stasiun TV nasional, 113 media cetak, 100 radio, 200 penerbit lokal, dan tiga sosial media yaitu Facebook, Instagram, dan Twitter.
“Sejumlah perilaku konsumen mengalami beberapa perubahan seperti konsumsi media, kebiasaan dalam berbelanja, dan aktivitas olahraga pada periode tersebut. Kami melihat pemilik merek dapat mengoptimalkan perilaku konsumen ini untuk melakukan strategi pemasaran dengan multimedia dan multiplatform sebagai pendekatan yang lebih efektif untuk mendapatkan kepercayaan konsumen,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz