Survei UOB melaporkan cost yang lebih tinggi memberikan dampak paling besar bagi bisnis di Asia pada tahun 2023. Hal ini turut diperparah dengan perlambatan ekonomi global dan meningkatnya biaya pinjaman.
Dilansir dari CNBC, Kamis (25/4/2024), melibatkan lebih dari 4.000 bisnis di Asia Tenggara dan Cina, survei dilakukan di negara Tiongkok, Hong Kong, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Dari seluruh perusahaan yang disurvei, 32% di antaranya mengakui terdampak oleh inflasi yang tinggi, sementara 32% lainnya menghadapi kenaikan biaya operasional.
Adapun 24% dari responden mengatakan kenaikan biaya tenaga kerja telah merugikan bisnis mereka. Survei online yang dilakukan mulai dari Desember 2023 hingga pertengahan Januari 2024 melibatkan 4.050 perusahaan kecil dan menengah serta besar.
BACA JUGA: Riset Ungkap Harga Hunian di Bogor Alami Kenaikan Paling Tinggi
Terlepas dari kenaikan biaya, 27% responden mengatakan terpengaruh oleh perlambatan ekonomi secara keseluruhan, sementara 23% di antaranya mengakui tingkat suku bunga yang lebih tinggi berdampak terhadap bisnis mereka. Namun, sekitar empat dari sepuluh perusahaan menyatakan “sangat positif” terhadap lingkungan bisnis pada tahun 2023, sementara 32% responden menjawab “agak positif”.
Dari hasil survei menunjukkan Indonesia (56%) dan Vietnam (47%) adalah pasar yang paling positif. Sebanyak 35% perusahaan yang disurvei mengungkapkan lingkungan bisnis pada tahun 2023 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengatasi tantangan pada masa depan, 30% perusahaan memutuskan untuk memprioritaskan pemangkasan biaya bisnis dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Sementara itu, pelanggan baru (26%), dan mendigitalkan bisnis mereka (26%) juga menjadi agenda utama.
BACA JUGA: 3 Tips Menghindari Penipuan Online, Waspada Ada Modus Baru
Ekspansi ke Luar Negeri
Lebih dari 80% responden mengatakan tertarik untuk melakukan ekspansi ke luar negeri karena ingin meningkatkan pendapatan dan profitabilitas. Dari perusahan yang berencana melakukan ekspansi ke luar negeri, lebih dari separuh (56%) ingin mengembangkan bisnis mereka di Asia Tenggara, sementara 30% di antaranya masuk pasar Cina.
Hanya 18% responden yang melihat Eropa sebagai lokasi teratas untuk berekspansi pada masa depan. Di Asia Tenggara, Malaysia (45%), Singapura (41%), dan Thailand (40%) adalah pilihan utama.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Vietnam adalah yang paling ingin berekspansi, sementara di bidang manufaktur dan teknik atau teknologi, media serta telekomunikasi menunjukkan minat yang paling kuat untuk tumbuh di luar negeri. Menemukan mitra lokal yang tepat merupakan kekhawatiran terbesar bagi mereka yang ingin mengembangkan bisnis mereka di luar negeri, dengan hampir 40% menyatakan hal tersebut menjadi penghalang utama.
BACA JUGA: Ada Kids Corner, Intip UNIQLO Neighborhood Store HIVE Harapan Indah
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) internal untuk mengarahkan proyek ekspansi, serta keuangan yang tidak mencukupi menjadi faktor lainnya.
Editor: Ranto Rajagukguk