Menjelang akhir tahun 2023 dan memasuki post-pandemic, perusahaan tentu saja perlu mempertimbangkan strategi selanjutnya dalam pengembangan merek. Salah satu yang perlu menjadi perhatian adalah dengan menjadi sustainable brand.
Pasalnya, situasi yang terjadi sekarang bukanlah kembali ke masa sebelum pandemi. Melainkan telah memasuki era baru, yang mana isu lingkungan menjadi fokus utama.
Menanggapi hal tersebut, pakar pemasaran sekaligus Founder & Chairman MCorp Hermawan Kartajaya mengungkap setiap brand harus memikirkan kembali positioning yang akan diambil usai pandemi untuk membentuk diferensiasi.
“Memasuki post pandemic ini, customer telah berubah. Market tidak lagi balik seperti sebelum pandemi. Oleh karena itu, brand perlu mempertimbangkan kembali positioning-nya, mau seperti apa dilihat oleh pasar,” kata Hermawan dalam sesi HK Special Masterclass bertajuk Sustaining your Brand Strategically di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
BACA JUGA 10 Alasan Ikut MarkPlus Conference Tahun Ini, Konferensi Marketing Terbesar di Asia
Isu-isu lingkungan, sosial, dan ekonomi ini erat kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang merupakan serangkaian target global untuk mengatasi berbagai masalah yang melibatkan kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan masih banyak lagi.
Salah satu langkah penting dalam mendukung pencapaian SDGs adalah dengan membangun merek yang berkelanjutan atau sustainable brand.
Bukan hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga mempertimbangkan dampak brand pada lingkungan dan masyarakat. Terlebih Gen Z, sebagai market terbesar di era sekarang begitu concern pada isu ini.
“Ke depannya, tahun 2024 yang menjadi challenge sesungguhnya adalah isu climate change, el nino, dan la nina. Oleh karena itu, konsentrasi pada sustainability,” ucap Hermawan.
Dalam praktiknya, sustainable brand menggunakan konsep triple bottom line, yakni People (Sosial), Planet (Lingkungan), dan Profit (Ekonomi). Hermawan mengimbau beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian bagi merek untuk menjadi sustainable brand menjelang tahun 2024:
SDGs jadi fokus utama
Untuk menjadi sustainable brand, menurut Hermawan, penting bagi merek memperhatikan 17 konsep tujuan SDG’s sebagai fokus utama dalam berinovasi.
“Dari 17 konsep itu tinggal dipilih oleh perusahaan untuk nantinya dijadikan diferensiasi dan digunakan untuk transformasi di 2024,” tutur Hermawan.
BACA JUGA Towards Responsible and Sustainable Marketing Jadi Tema Munas IMA
Pasalnya, sustainable brand perlu menghadirkan solusi inovatif yang lebih ramah lingkungan dengan memaksimalkan sumber daya secara lebih efisien. Namun, penting untuk diingat bahwa inovasi yang dihadirkan bukan hanya tentang planet, tapi berfokus juga pada people.
Pasalnya, saat lingkungan rusak, maka akan berdampak terhadap kehidupan manusia.
Bikin positioning baru
Seperti yang disampaikan di atas, rangkailah positioning baru untuk menjadi sustainable brand.
“Ciptakan diferensiasi baru dengan bekerja sama bersama banyak pihak untuk menciptakan positioning baru lewat open innovation agar brand menjadi sustainable,” kata Hermawan.
Menanamkan value pada karyawan
Bukan sekadar tampil sebagai sustainable brand di mata konsumen. Penting bagi perusahaan untuk menanamkan value sustainability pada karyawan.
Bahkan, bagi Hermawan, membangun value terhadap karyawan menjadi dasar bagi sebuah brand untuk menjadi lebih sustain. Hal ini dapat dimulai dari leadership yang berfokus pada isu keberlanjutan.
Pasalnya, sosok pemimpin yang memiliki visi, komitmen, dan kemampuan untuk memimpin perubahan ke arah keberlanjutan akan memainkan peran penting dalam membangun merek berkelanjutan.
Untuk memperdalam mengenai isu sustainable brand, hadiri perhelatan MarkPlus Conference 2024 yang akan digelar secara offline pada 6-7 Desember 2023 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. Konferensi marketing terbesar se-Asia yang ke-18 ini mengusung tema “UNSTOPPABLE FUTURE”.
Ajak rekan kerja dan teman-teman serta amankan kursi Anda dengan melakukan pembelian tiket MarkPlus Conference 2024 di sini.
Editor: Ranto Rajagukguk