Masa depan bisnis ditentukan oleh dua variabel, yakni teknologi dan keberlanjutan (sustainability). Keduanya saling mengisi, saling memengaruhi, dan menentukan masa depan sebuah bisnis.
Di satu sisi, transformasi berbasis teknologi sudah menjadi keharusan bagi perusahaan yang ingin eksis di masa depan. Di sisi lain, masa depan bisnis tergantung pada seberapa besar usaha perusahaan menjalankan nilai-nilai keberlanjutan, dari pemberdayaan masyarakat, hormat pada kemanusiaan, hingga pelestarian lingkungan.
Sementara, teknologi-teknologi baru saat ini hadir dan berkembang sebagai enabler untuk mendukung misi keberlanjutan tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Iwan Setiawan, CEO Marketeers saat menyampaikan konsep Marketing 3.0, pemasaran berbasis nilai-nilai dan human spirit dalam ajang Marketeers Sustainable Marketing Excellence Award 2023 di CGV fX Sudirman, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2023.
Konsep tersebut mengacu pada buku Marketing 3.0: From Product to Customers to Human Spirit (Wiley, 2010) karangan Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Iwan Setiawan.
“Marketing 3.0 menandai evolusi pemasaran, dari Marketing 1.0 yang juga disebut dengan product centric marketing, lalu Marketing 2.0 atau customer centric marketing, dan kemudian Marketing 3.0 yang mengusung human centric marketing. Di era ini, ketika pelanggan membeli produk, mereka tidak hanya berpikir soal fungsionalitas, tidak pula sekadar manfaat emosional, tetapi mereka berpikir soal benefit secara holistik. Holistik di sini tak hanya mengacu pada kehidupannya sendiri, tetapi juga masyarakat dan lingkungan. Demikian juga bisnis, tidak hanya mengejar profit, tetapi juga peduli pada people dan planet,” kata Iwan.
Perusahaan atau merek saat ini dituntut mempraktikkan pemasaran berkelanjutan atau sustainable marketing dengan memperlakukan pelanggan sebagai manusia seutuhnya yang memiliki akal (mind), hati (heart), dan spirit. Di sini, perusahaan tidak hanya memberi kepuasan pada pelanggan, tetapi juga compassion pada kehidupan mereka. Tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga keberlanjutan.
“Ada tiga penerapan sustainable marketing yang jamak dilakukan, yakni green marketing, social marketing, dan social entrepreneurship,” ujar Iwan.
Green marketing mengacu pada praktik perusahaan untuk pelestarian lingkungan, seperti upaya mengurangi emisi karbon, program hemat energi, pengurangan penggunaan plastik, penghijauan kembali, dan sebagainya.
Social marketing mengacu pada strategi pemasaran yang dirancang untuk mempengaruhi masyarakat agar secara sukarela mengubah perilaku demi kebaikan. Sedangkan social entrepreneurship mengacu upaya membangun bisnis atau usaha yang bertujuan untuk kepentingan sosial masyarakat.
Sustainable Marketing Excellence Award 2023
Berlandaskan pada Marketing 3.0 dan prinsip ESG (environmental, social, and corporate governance), Marketeers menggelar Marketeers Sustainable Marketing Excellence Award. Ini merupakan ajang kompetisi dan penghargaan bagi perusahaan maupun organisasi yang sukses menerapkan pemasaran berkelanjutan yang berdampak pada penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian lingkungan.
Penjurian Marketeers Sustainable Marketing Excellence Award 2023 didasarkan pada lima kriteria. Pertama, program creativity atau keunikan program pemasaran berkelanjutan dibanding program sejenis.
Kedua, business model alignment atau kesesuaian program pemasaran berkelanjutan dengan bisnis yang digeluti. Ketiga, implementation reach atau jangkauan dampak program.
Keempat, societal/environmental/economic impact atau dampak program secara sosial, lingkungan, atau ekonomi. Kelima, implementation sustainability atau keberlanjutan dan konsistensi program dalam jangka panjang.
Berikut para pemenang Marketeers Sustainable Marketing Excellence Award 2023: