Susun Roadmap Bisnis 40 Tahun, Pupuk Kaltim Fokus pada Energi Ramah Lingkungan

marketeers article
View on the rooftop solar power plant with two engineers walking and examining photovoltaic panels. Concept of alternative energy and its service

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) bakal fokus menggarap energi ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (EBT) dalam peta jalan (roadmap) bisnis 40 tahun ke depan. Upaya ini sebagai bentuk komitmen perseroan dalam mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di Konferensi COP26 yang berakhir pada 13 November 2021.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, roadmap itu akan terus dikembangkan dengan fokus pada tiga pondasi utama, yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan, dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru. Dia berharap melalui inovasi tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

“Saat ini, dunia telah sepakat bahwa penggunaan bahan bakar fosil harus berkurang, terlihat dari konsensus yang disetujui oleh 196 negara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. Untuk itu, tantangan PKT di masa depan adalah untuk mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua kami ke arah industri kimia yang berbasis renewable,” ujar Rahmad melalui keterangannya, Selasa (7/12/2021).

Menurutnya, langkah dalam mencapai target peralihan menuju energi ramah lingkungan dilakukan dengan diversifikasi usaha. Praktik ini tengah menjadi fokus Perusahaan, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol. Oleh karena itu, PKT berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan.

Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan amonia dan urea. Selain itu, Perusahaan juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya.

Selanjutnya, Pupuk Kaltim  berupaya untuk menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau.

Rahamd bilang, PKT sedang menjajaki pemanfaatan produk samping berupa Karbon Dioksida (CO2) untuk dijadikan komoditas baru, diantaranya adalah soda ash. Selain CO2, PKT juga telah memiliki salah satu bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak. Hal ini menandakan kemampuan Perusahaan dalam mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah.

Terakhir, digitalisasi juga menjadi strategi bisnis yang diterapkan secara menyeluruh PKT. Pasalnya, dari jalur produksi, distribusi, hingga pengolahan lahan, seluruhnya telah menerapkan teknologi digital.

“Dalam proses produksi, PKT memiliki smart production yang mana mampu meningkatkan produktivitas. Lalu, proses distribusi pupuk dipantau menggunakan sistem Distribution Planning and Control System (DPCS) yang memudahkan Perusahaan dalam memonitor proses pengiriman pupuk dari pabrik di Bontang ke gudang-gudang di daerah-daerah,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS