Suzuki: Biaya Kepemilikan Jadi Pertimbangan Besar Pembeli Mobil
Mengetahui elemen yang memengaruhi keputusan pembelian dari sebuah produk mutlak harus diketahui oleh para merek. Salah satu merek produk otomotif yang terus mendalami preferensi konsumennya adalah Suzuki.
Di pasar otomotif Indonesia, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai pemegang merek Suzuki di Indonesia melihat bahwa total cost of ownership atau biaya kepemilikan menjadi pertimbangan besar bagi konsumen sebelum melakukan pembelian.
“Market di industri otomotif Tanah Air terbesar ada di segmen first car buyer. Banyak dari mereka sangat memerhatikan biaya operasional saat menggunakan mobil,” ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS kepada Marketeers beberapa waktu lalu.
Biaya operasional yang dimaksud oleh Donny, termasuk biaya suku cadang, biaya servis perbaikan atau perawatan, konsumsi bahan bakar atau level efisiensi BBM.
Dari sini, PT SIS membangun komunikasi bahwa kendaraan terbaru -khususnya lini produk hybrid- memiliki biaya operasional atau biaya kepemilikan yang efisien.
BACA JUGA: Lewat Engagement Marketing, Suzuki Konversi Interaksi Jadi Penjualan
“Biaya perawatan yang bisa disediakan oleh konsumen untuk Suzuki Ertiga Hybrid dan XL7 Hybrid adalah sebesar Rp 6,448 juta untuk transmisi manual dan Rp 6,251 juta untuk transmisi automatis. Total biaya ini untuk perawatan selama 5 tahun,” ujar Adhi Prasojo, Section Head of 4W Technical Service PT SIS.
Secara spesifik, biaya ini sudah termasuk di dalamnya ada program free servis jasa dan spare part selama 3 tahun atau sampai 50 ribu kilometer.
Jaminan warranty baterai lithium-ion juga diberikan hingga 8 tahun atau 160 ribu kilometer. Total biaya ini dianggap sangat kompetitif dan masih terjangkau bagi seluruh konsumen Suzuki.
Cara kerja SHVS
Konsep dasar yang dimiliki oleh teknologi SHVS terbentuk dari penggunaan mesin pembakaran internal dengan penyematan Integrated Starter Generator (ISG) dan Lithium-Ion Battery.
Kehadiran ISG memiliki fungsi ganda yaitu sebagai motor dan generator, sehingga dapat memberikan acceleration assist saat diperlukan dan dapat mengembalikan energi listrik kembali secara otomatis saat deselerasi.
Sedangkan Lithium-Ion Battery berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang digunakan saat mesin membutuhkan dukungan tenaga maupun menjalankan berbagai perangkat kelistrikan saat mobil digunakan.
Seluruh part ini, baik ISG maupun baterai lithium-ion yang digunakan di ketiga mobil hybrid Suzuki masih berstatus barang impor. Meski begitu, PT SIS menjamin ketersediaan part tersebut di seluruh diler mereka.
BACA JUGA: Review Suzuki New XL7 Hybrid tipe Alpha, Konsumsi BBM 13,8 KM/L
Meski begitu, Suzuki optimistis bahwa teknologinya ini memiliki durabilitas yang baik. Perusahaan pun melaporkan, Lithium-Ion Battery yang telah hadir setahun dalam teknologi hybrid Suzuki terbukti andal dan belum mengalami keluhan signifikan dari pelanggan.
Soal perawatan, PT SIS menyarankan konsumen kendaraan hybrid Suzuki untuk melakukan perawatan berkala di bengkel resmi. Pengguna juga disarankan untuk rutin memanaskan kendaraan mereka sesuai petunjuk penggunaan Suzuki.
Terakhir, kendaraan hybrid Suzuki sebaiknya menghindari jalanan banjir. “Jika terpaksa melewati genangan air. Pastikan ketinggian air maksimal di setengah dari tinggi ban kendaraan,” tutup Adhi.