Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat menantang bagi pelaku industri otomotif. Alih-alih menargetkan pertumbuhan yang serupa dengan tahun 2019, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi tahun ini pasar otomotif Indonesia turun hingga 40%. Hal ini tak lepas dari dampak yang dihasilkan selama pandemi COVID-19 melanda seluruh negeri. Banyak agen pemegang merek yang mengubah strategi mereka. Tidak terkecuali pabrikan asal Jepang, Suzuki.
“Kami melihat ada tiga hal yang memengaruhi pertumbuhan pasar otomotif Indonesia. Pertama, regulasi pemerintah. Kedua, kondisi ekonomi global dan dalam negeri. Ketiga, stimulus yang diberikan pelaku usaha, salah satunya melalui peluncuran produk baru,” ujar Dony Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Menghadapi kondisi yang cukup berat akhir-akhir ini, Suzuki pun mengubah strategi mereka untuk menjawab berbagai kondisi, seperti:
Pandemi COVID-19
Dari kondisi ini, Suzuki telah menghentikan sementara operasional di tiga pabrik mereka di Indonesia (Cikarang, Karawang, dan Cakung). Meski begitu, Suzuki tetap melakukan stimulus menggunakan produk baru.
“Kami akan terus menstimulus industri ini. Adanya virus corona tidak membatalkan apa yang telah kami rencakanan sejak akhir tahun 2019. Per hari ini, kami sudah meluncurkan empat mobil baru sejak Januari 2020. Mulai dari New Ertiga, XL7, New Carry Luxury, dan New Ignis,” lanjut Dony.
Social distancing
Imbauan dari pemerintah untuk melakukan social distancing bagi seluruh masyarakat, membuat Suzuki mengubah arah strategi mereka. Jika selama ini penjualan dan layanan perbaikan kendaraan banyak dilakukan secara offline, kini Suzuki mengedepankan layanan online mereka.
Untuk konsumen yang ingin melakukan servis berkala atau memperbaiki kendaraan mereka, Suzuki menganjurkan untuk menggunakan layanan home service atau melakukan penjemputan kendaraan melalui layanan Suzuki Emergency Roadside Assistant (SERA). Dua layanan ini bisa diakses melalui kanal Halo Suzuki dan aplikasi My Suzuki.
Sementara untuk konsumen yang ingin melakukan pembelian mobil baru, website dan Halo Suzuki mobil bisa dimanfaatka untuk melakukan pemesanan, melihat program penjualan, dan kebutuhan lainnya.
Proses selanjutnya, diler terdekat akan melakukan follow up. Konsumen pun tak perlu bergerilya mencari diskon terbaik dari setiap diler. Pasalnya, Suzuki akan memberikan penawaran terbaik dan penawaran tersebut disamakan di setiap diler.
Jika ingin melakukan test drive, Suzuki memiliki layanan home test drive. Tentu, layanan ini akan mengikuti protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Aktivitas pemasaran juga banyak digeser ke aktivasi media digital. Hal ini agar engagement dengan konsumen tetap terjaga meski tidak melalui aktivitas offline.
Ekonomi global dan kondisi nilai tukar
Ekonomi global yang sedang tidak menentu dan kondisi melemahnya rupiah terhadap dolar juga mengubah strategi Suzuki. Mengandalkan pabrik-pabrik yang ada di Indonesia, Suzuki akan fokus menjual produk yang diproduksi di Indonesia, seperti Ertiga, Carry, APV, Karimun, XL7, dan Wagon R.
“Meski Kemenperin telah melakukan relaksasi bagi unit kendaraan impor. Kami tidak serta merta melakukan impor secara besar-besaran. Kami akan fokus menjual produk yang kami rakit di Indonesia yang kini memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sudah 90% atau lebih,” papar Dony.
Tingginya TKDN dari produk Suzuki, menjadi kekuatan perusahaan dalam menghadapi nilai tukar rupiah terhadap dolar.
PSBB di Jakarta
Sejak Jumat lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah DKI Jakarta. Akibatnya, Suzuki akan lebih mengerahkan penjualan mereka di wilayah lain.
“Kontribusi penjualan Jabodetabek saat ini sekitar 30% dari pasar nasional. Selain Jabodetabek, Suzuki juga kuat di beberapa kota. Bahkan daerah seperti Lombok dan Ternate, kami bisa memegang pangsa pasar nomor satu. Sejauh ini, pasar kendaraan komersial masih memberikan kontribusi terbesar. Dengan penetapan PSBB, kami akan memaksimalkan penjualan dari daerah lain,” tutup Dony.