SwissCham Dukung Kemenperin Tingkatkan SDM Industri Tanah Air
SwissCham Indonesia belum lama ini menandatangani Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent) dengan Program Keterampilan untuk Daya Saing atau Skills for Competitiveness (S4C). S4C merupakan program konsorsium yang diselenggarakan oleh Sekretariat Negara Swiss untuk Ekonomi atau SECO dan Swisscontact sebagai pelaksana utama serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai mitra.
Pada saat yang bersamaan, SwissCham turut melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara perusahaan-perusahaana anggotanya dengan tiga politeknik mitra dari S4C. Di sini, terdapat lima perusahaan anggota SwissCham yang terlibat, yaitu Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, dan Sicpa Peruri Securink dengan tiga institusi politeknik dalam negeri, yakni Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, serta Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.
Tujuan kesepakatan ini tak lain adalah meningkatkan pengalaman dan penguasaan keterampilan bagi sumber daya manusia di Indonesia. Program S4C ini pun lahir dari inisiasi pemerintah Indonesia yang butuh dukungan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui sinergi antara sistem pendidikan dan industri lokal.
“Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, kita tidak hanya perlu mencetak sejumlah besar tenaga kerja muda untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor industri, melainkan memastikan kualitas dari pelatihan tenaga kerja itu sendiri. Mulai dari fungsi produksi hingga fungsi administrasi dan manajemen. Kebutuhan ini telah digemakan dengan sangat lantang dalam skema Making Indonesia 4.0,” ucap Kepala Human Capital Sectoral Group, dan Wakil Ketua SwissCham Indonesia Henry Chia.
Program kolaborasi antara SwissCham dan pemerintah Indonesia memiliki dua pilar utama. Kedua pilar tersebut adalah pengembangan sekolah dan penguatan sistem, termasuk di dalamnya penguatan kapasitas sekolah yang fokus pada hubungan industrial, pengembangan teaching factories (TEFA), pengembangan pendekatan pengajaran berbasis pelatihan ganda, serta peningkatan dan penguatan kapasitas pengajaran.
“Peningkatan kualitas dan relevansi lulusan vokasi -baik dari SMK maupun politeknik yang dapat memenuhi standar industri- telah menjadi faktor kesuksesan yang sangat penting guna meningkatkan daya saing global. Selain itu, mengurangi ketidaksesuaian keterampilan kerja, mengurangi angka pengangguran muda, dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia yang lebih kompetitif,” ungkap Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan.
Henry melanjutkan, SwissCham serta perusahaan-perusahaan anggota SwissCham akan mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan SDM industri dan keunggulan operasional industri. Melalui keterlibatan pelaku industri, SwissCham dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan pendidikan vokasi dan melahirkan tenaga kerja terampil.