PT Holcim Indonesia Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan di tahun 2014 hingga 9%. Meningkat dari Rp 9,6 triliun di tahun 2013 menjadi Rp 10,5 triliun di tahun lalu. Namun begitu, perolehan laba bersih perusahaan ini di tahun lalu menurun bila dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2013, laba bersih Holcim mencapai Rp 952 miliar, sedangkan tahun 2014 menjadi Rp 669 miliar.
Penurunan laba bersih ini terkait dengan perekonomian Indonesia yang sepanjang tahun 2014 cenderung menurun. Kemudian, faktor menurunnya harga-harga komoditas dan semakin minimnya transaksi berjalan juga menjadi faktor penyebab. Di sisi lain, persyaratan pinjaman untuk kredit perumahan rakyat semakin ketat dan melambungnya tingkat inflasi pada akhirnya turut berkontribusi pada melemahnya sentimen di berbagai sektor pasokan ritel untuk bahan bangunan. Selain itu, mundurnya proyek-proyek infrastruktur dan proyek-proyek besar juga merupakan imbas dari panjangnya proses pemilihan umum tahun lalu.
Terlepas dari ketatnya persaingan dan semakin tidak berimbangnya pasokan dengan kebutuhan, Holcim Indonesia mampu mempertahankan pangsa pasar di atas 14% dengan peningkatan pendapatan penjualan sebesar 9% di tahun 2014. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen nasional sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 3,3% menjadi 59.9 juta ton.
Holcim Indonesia telah memulai operasional Tuban 1 di Tuban, Jawa Timur, berkapasitas. 1.7 juta ton. Dan, akan merampungkan pembangunan pabrik kedua di lokasi yang sama dengan kapasitas yang sama pula pada tahun ini. Selain itu juga melakukan peningkatan-peningkatan pada fasilitas penggilingan semen di kedua pabrik lainnya.
Holcim juga memaksimalkan penggunaan sistem palletizer untuk mengurangi waktu pemuatan dan memaksimalkan penggunaan jalur kereta api. Untuk memperluas cakupan pasar, saat ini Holcim juga tengah menyiapkan fasilitas pengantongan dan pergudangan semen di Sumatra Selatan.