Berdasarkan laporan Colliers International, tahun 2015 bukanlah tahun yang menggairahkan bagi kawasan industri. Pasalnya, sepanjang tahun 2015, penjualan lahan industri di sekitar Jakarta mencapai 347,51 hektare, atau 79% lebih rendah dibanding total penjualan pada tahun 2014.
Dari angka itu, 50%-nya disumbang dari penjualan lahan Modern Cikande Industrial Estate. Namun, pada Q4 2015, penyerapan lahan terbesar terjadi di Bekasi Fajar Industrial Estate dengan total lahan 10 hektare.
Dari sisi harga, Kawasan Industri Jababeka City, Cikarang, Jawa Barat, tercatat sebagai yang termahal. Harga lahan di sana melejit hingga US$ 200 atau setara Rp 3.059 juta per m2. Harga ini lebih tinggi ketimbang harga kawasan industri lainnya di Tangerang, Serang, Bogor, dan Karawang yang sudah menembus US$ 130,7-US$ 185.
Menurut Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono, harga tersebut sudah berlaku efektif sejak kuartal IV-2015. “Permintaan meningkat, ada banyak perusahaan multinasional yang meminati kawasan industri di Jababeka. Jadi, harga bergerak terus,” ujar Sutedja seperti dikutip dari Kompas.com.
Ferry Salanto, Associate Director Colliers International Indonesia, mengatakan, dalam dua hingga tahun ke depan, industri makanan-minuman (mamin), logistik, dan consumer goods bakal mendominasi penyerapan lahan industri. “Sebelumnya, sangat kuat didominasi oleh industri otomotif,” ujarnya.
Sepanjang tahun lalu, industri mamin berkontribusi 31,39% dari total penjualan lahan industri, disusul otomotif (26,56%), bahan bangunan (7.26%), logistik/pergudangan (7,17%), dan consumer goods (6,62%).
Editor: Sigit Kurniawan