Sejak berdiri pada tahun 1996, PT Indonesian Paradise Property Tbk memang fokus bermain di properti sektor hospitality, baik ritel maupun hotel. Sektor ini memberikan pendapatan berulang atau recurring income bagi perseroan.
“Sekitar 78% pendapatan kami disokong oleh bisnis yang memberikan pendapatan berulang,” kata Anthony Prabowo Susilo, Vice President Director & COO Indonesia Paradise Property Tbk di Grand Hyatt Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Menurut Anthony, salah satu manfaat bermain di bisnis recurring adalah masih tetap bergerak walau ekonomi menurun. Berbeda dengan penjualan residensial yang turun seiring ekonomi yang lesu.
“Kalau di mal, rata-rata tenan telah komit dalam waktu yang lama, jadi masih bisa memperoleh uang sewa. Dan, setiap tenan juga melakukan promosi marketing masing-masing,” akunya.
Akan tetapi, per tahun 2017, perusahaan mulai menambah portofolio residensial guna memperoleh pendapatan langsung (cash). “Tahun depan, kami akan meluncurkan residensial di Batam, di lokasi properti kami di Harris Batam Center,” ucapnya.
Ia melihat, keyakinan konsumen yang tumbuh, dibarengi dengan stimulus pemerintah terhadap dunia properti, memberikan peluang bagi bisnis properti residensial untuk bangkit di tahun depan.
“Kami mulai memperkuat struktur properti kita ke depan. Selama lima tahun terakhir, aset kami tumbuh empat kali lipat, dengan pertumbuhan pendapatan 7,5 kali,” pungkas Anthony.
Perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Boyke Gozali ini memiliki 11 hotel dengan 7 merek hotel, antara lain Sheraton, Keraton, Grand Hyatt, Harris, Yello, dan POP!. Sedangkan di sektor perkantoran, pihaknya memiliki The Plaza dan Cikini Gold Center.
Selain mal 23Paskal Bandung yang diluncurkan Maret 2017, mulai tahun depan Paradise melakukan ekspansi bisnis properti di empat kawasan, antara lain perluasan Beachwalk Bali, Hyatt Place Makassar, Dome CBD Balikpapan, dan Hyatt Regency Sentul.
Editor: Sigit Kurniawan