Tahun 2021, Hotel di Perkotaan Akan Cepat Pulih Timbang Hotel di Area Wisata
Sejak WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi global pada pertengahan bulan Maret lalu, industri perhotalan mengalami penurunan drastis. menghadapi tantangan yang begitu besar.
Larangan bepergian untuk menekan angka penularan virus Covid-19 mendorong turunnya wisatawan yang menginap di hotel. Hasilnya, tingkat okupansi terus turun.
Kala itu pelaku perhotelan dihadapi pilihan tutup sementara atau tetap buka. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga performa bisnis yang jangka panjang.
Disampaikan oleh Alexander Nayoan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada acara Markplus Conference, Kamis (10/12), saat itu tercatat sekitar 1800 hotel baik bintang dua hingga lima yang tutup sementara. Saat ini sebanyak 40-50% dari hotel tersebut sudah kembali beroperasi.
Ia memprediksikan bahwa tahun 2021 mendatang akan sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan tahun ini untuk industri perhotelan. Meskipun ia mengakui bahwa pertumbuhan belum akan seperti masa pra-Covid.
“Hotel-hotel di perkotaan akan lebih cepat pulih untuk okupansi. Untuk wilayah turistik masih akan sedikit lambat,” ujarnya.
Namun kondisi ini dengan syarat negara-negara lain sudah membolehkan warganya untuk bepergian ke luar negeri.
Terkait harga, saat ini banyak hotel yang menjual kamar pada kisaran 50% di bawah harga normal. Sementara bagi hotel yang tidak tutup saat PSBB kemarin, sudah berani menjual di angka 60%.
Dari sisi restoran, Alexander menjelaskan bahwa ke depan konsep yang akan tumbuh adalah cloud kitchen. Konsep ini juga berfungsi untuk membantu pelaku perhotelan untuk menjada pendapatan dan pengeluaran.