Peserta kompetisi bola basket Amerika Serikat, NBA, mendapat lampu hijau untuk memasang logo sponsor di kostum latihan jelang pertandingan. Aturan ini segera berlaku pada berbagai jenis seragam atasan atau kostum tim NBA yang dikenakan pemain mereka saat melakukan latihan jelang setiap pertandingan, seperti kaus maupun jaket.
Logo sponsor tim pada kostum latihan paling cepat bisa diterapkan pada awal tahun 2022, setelah kesepakatan antara pihak ketiga dengan organisasi klub disetujui oleh penyelenggara kompetisi. Selama belum mendapatkan sponsor, sebuah tim NBA diperkenankan memasang slogan atau kalimat inisiatif sebagai ciri khas mereka pada kostum latihan tersebut.
Inisiatif menerima sponsor pada kostum latihan merujuk pada peningkatan pemasukan setiap tim peserta NBA, melalui kerja sama komersial yang terpasang di seragam pertandingan. Penerimaan sponsor yang logonya terpasang pada bagian bahu depan setiap seragam tim itu, mulai berlaku sejak musim kompetisi 2017/18 dengan masa percobaan program selama tiga tahun.
Masa percobaan itu lantas dicabut pada tahun 2019, usai pihak penyelenggara kompetisi melihat dampak positif dari program pemasangan sponsor itu. Sebuah tinjauan yang memungkinkan sebuah tim NBA nantinya dapat memasang logo sponsor atau menjual bagian lain dari kostum yang dikenakan pemain, seperti pada bawahan seragam latihan tim.
“Penyelenggara kompetisi sudah melihat secara langsung pertumbuhan aset dalam bentuk penerimaan maupun kaliber dari pihak sponsor, yang menjalin kesepakatan kerja sama dengan setiap tim NBA,” kata Amy Brooks, NBA President of Team Marketing and Business Operation and Chief Innovation Officer.
Saat ini, sudah ada 28 dari 30 tim peserta kompetisi NBA yang mendapat pemasukan melalui pemasangan logo sponsor pada kostum pertandingan (jersey). Dua tim yang sampai musim kompetisi saat ini belum juga memasang logo sponsor pada bagian bahu jersey-nya, adalah Washington Wizards dan Memphis Grizzlies.
Nilai pemasukan dari pemasangan logo sponsor pada jersey tim kompetisi NBA rata-rata mencapai US$ 5 juta hingga US$ 10 juta per musimnya. Bahkan, untuk tim sekelas Los Angeles Lakers dan Golden State Warriors mampu meraup hingga US$ 20 juta per musim berkat kerja sama masing-masing tim itu dengan Bibigo maupun Rakuten.
Brooks dalam keterangannya kepada ESPN menyebut jumlah pemasukan yang diterima setiap tim peserta bukanlah target utama dari program komersialisasi seragam tanding NBA ini. Melainkan, sebuah upaya untuk secara bersama mengembangkan NBA dan para sponsor sebagai sebuah brand secara luas ke seluruh dunia.
Editor: Eko Adiwaluyo