Perkembangan minimarket dalam satu dekade terakhir sangatlah pesat. Hal ini tak lain karena ekonomi nasional yang terus tumbuh serta adanya perubahan perilaku konsumen saat berbelanja.
Pada tahun 2000-an, minimarket memang sudah hadir, khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Namun, kala itu minimarket bukan menjadi pilihan populer masyarakat untuk berbelanja.
Masyarakat enggan berbelanja di minimarket karena harga yang timpang jika dibandingkan warung kelontong ataupun toserba. Namun, seiring berjalannya waktu, kehadiran minimarket mulai mendapatkan hati di tengah-tengah masyarakat.
Masifnya pembangunan minimarket di berbagai lokasi membuat masyarakat makin mudah mengakses berbagai kebutuhan untuk rumah tangga. Alhasil, kini minimarket menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja.
Saat ini, ada dua minimarket besar yang berkompetisi untuk meraih pasar segala usia, yaitu Indomaret dan Alfamart. Bahkan, dengan demografi anak muda yang jauh lebih besar, khususnya Generasi Z (Gen Z), dua raksasa minimarket itu berusaha memasuki ceruk pasar anak muda.
BACA JUGA: SuperKiosk Tawarkan Bisnis Minimarket Berbasis Aplikasi
Dalam survei Marketeers melalui online voting, Gen Z mendapuk Indomaret sebagai pilihan teratas untuk berbelanja di minimarket. Pilihan kedua, yaitu Alfamart dan terakhir Lawson.
Survei yang dilakukan merupakan rangkaian Marketeers Youth Choice Award (YCA) 2023, yaitu ajang penghargaan bagi para merek yang menjadi pilihan para Gen Z. Dengan hasil survei yang ada, Indomaret berhasil meraih Gold Winner untuk Kategori Minimarket pilihan Gen Z.
Sementara itu, Alfamart menyabet penghargaan Silver, dan Lawson Bronze. Sebagai informasi, survei lewat online voting melibatkan lebih dari 1.222 mahasiswa, yang sudah pasti merupakan Gen Z.
Mereka tersebar di puluhan kampus ternama di berbagai kota Indonesia, mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Salatiga, Purwokerto, Surabaya, Malang, Mataram, Samarinda, Palembang, dan lainnya.
Survei ini digelar sejak 25 Oktober 2022 hingga 2 Desember 2022. Pada YCA tahun ini, terdapat 34 kategori produk yang dipilih oleh Marketeers. Pilihan berdasarkan kebiasaan mengonsumsi produk dan jasa oleh Gen Z dan preferensi bila suatu saat akan menggunakan.
BACA JUGA: Nasib Pasar Tradisional dan Minimarket di Tengah Pandemi
“Gen Z itu juga berpikiran sangat fungsional. Bukan hanya dalam fitur produk saja, Gen Z juga mendalami pengalaman penggunaan atau konsumsi mereka,” ujar Iwan Setiawan, CEO Marketeers.
Metode survei ini diturunkan dari konsep Customer Journey 5A (Aware, Appeal, Ask, Act, Advocate) yang menegaskan bahwa pencapaian tertinggi dari merek bila berhasil mendapatkan advokasi. Iwan menilai bahwa segmen yang paling potensial untuk investasi merek adalah Gen Z.
“Selain itu, Gen Z merupakan makhluk phygital, hidup di dua dunia, online dan offline. Mereka tidak melihat adanya batas antara fisik dan digital. Karenanya merek bisa merangkul pemasaran secara omnichannel,” tutur Iwan.
Editor: Ranto Rajagukguk