Mastercard resmi mengumumkan akan mempercepat upaya untuk menghilangkan penggunaan plastik PVC murni, yang sebelumnya digunakan dalam kartu pembayaran di seluruh jaringannya pada tahun 2028.
Sandeep Malhotra, Executive Vice President Products & Innovation Mastercard Asia Pacific mengatakam, inisiatif dikemas lewat program yang disebut dengan Sustainable Card Program (SCP).
Inisiatif ini dihadirkan untuk semakin memperkuat komitmen keberlanjutan perusahaan dan meningkatkan aksesibilitas penawaran kartu yang lebih ramah lingkungan bagi konsumen yang ingin mengurangi dampak lingkungan.
Sebagai langkah pertama dalam jaringan pembayaran, mulai 1 Januari 2028, semua kartu pembayaran plastik Mastercard yang baru diproduksi akan dibuat dari bahan yang lebih ramah lingkungan seperti plastik daur ulang atau plastik yang berasal dari sumber hayati seperti rPVC, rPET, atau PLA1.
“Perusahaan akan mendukung mitra penerbit kartu global dalam proses peralihan dari penggunaan PVC murni. Dunia memiliki masalah plastik dan untuk menyelesaikannya akan menjadi tugas seluruh masyarakat. Namun, seringkali upaya untuk mengatasi masalah ini dilakukan secara terpisah atau tidak terkoordinasi,” ujar Sandeep Malhotra dalam keterangan pers kepada Marketeers, Jumat (12//5/2023).
BACA JUGA: Gandeng DNKI & Mercy Corps, Mastercard Strive Indonesia Diluncurkan
Dengan memperkenalkan kartu yang ramah lingkungan ini, Mastercard mengajak jaringan global dari bank, lembaga keuangan dan konsumen untuk bersama-sama membangun sektor pembayaran yang lebih ramah lingkungan melalui kolaborasi dan kemitraan.
Diyakini, langkah ini bisa memberikan dampak yang cukup signifikan mengingat saat ini total kartu Mastercard yang beredar adalah sekitar 3 miliar buah.
Menurutnya, Mastercard sendiri telah meluncurkan Sustainable Card Program pada tahun 2018. Sejak saat itu, lebih dari 330 penerbit kartu di 80 negara telah bergabung secara sukarela, termasuk 90 penerbit kartu di 15 pasar di Asia Pasifik.
Selama itu pula, Mastercard bekerja sama dengan para produsen kartu utama untuk mengubah lebih dari 168 juta kartu di seluruh jaringannya, termasuk 31 juta kartu di Asia Pasifik, menjadi bahan daur ulang dan bahan berbasis hayati.
BACA JUGA: Mastercard: Inflasi 2023, Konsumen Lebih Irit Belanja
Pengumuman ini mempercepat upaya tersebut, sekaligus melengkapi upaya perusahaan untuk menghadirkan program kartu yang sepenuhnya mengutamakan digitalisasi dan menghilangkan kebutuhan akan kartu fisik.
Selain itu, aturan baru ini menuntut setiap kartu baru harus mendapatkan sertifikasi dari Mastercard terkait komposisi dan klaim keberlanjutannya. Setelah itu, sertifikasi tersebut akan diperiksa ulang oleh auditor independen pihak ketiga. Apabila kartu tersebut memenuhi persyaratan, tanda Card Eco Certification akan dicetak pada kartu tersebut.
Inisiatif ini pun disambut baik oleh mitra penerbit kartu Mastercard di Asia Pasifik. Sebanyak 90 penerbit kartu di Jepang, Australia, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan negara-negara lainnya sudah bergabung dalam program kartu ramah lingkungan.
“Artinya, para pemegang kartu dapat dengan bangga menggunakan kartu mereka karena terbuat dari plastik yang ramah lingkungan. Koneksi jaringan yang terintegrasi seperti inilah membuat upaya ini berbeda dan lebih efektif,” ujarnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz