Tahun Depan, Produksi Indo Porcelain Capai 1,7 Juta Keping per Bulan

marketeers article
Seiring pertumbuhan hotel, restoran, dan kafe baru di belahan kota di Indonesia, permintaan porselen putih untuk kebutuhan peralatan makan terus meningkat. Peluang tersebut ditangkap oleh Indo Porcelain, anak usaha Gunung Sewu Grup. Indo Porcelen akan meningkatkan kapasitas produksi dari 1,2 juta keping per bulan tahun ini menjadi 1,7 juta keping per bulan pada pertengahan tahun 2016.
 
Vivi Anggara Agustina, GM Operations Indo Porcelain mengatakan, penambahan kapasitas itu mesti dilakukan lantaran pabriknya yang terletak di Jl. Raya Serang Km. 8, Tangerang, sudah tak cukup lagi menampung volume produksi. Hal itu terjadi lantaran permintaan porselen tengah dan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
 
“Pasar ekspor kami tengah meningkat. Saat ini, 60% produksi ditujukan untuk pasar ekspor, sedangkan 40% untuk pasar domestik. Ekspor kami saat ini telah menembus Amerika, Eropa, Inggris, Jerman, dan Skandinavia,” tuturnya setelah menjadi pembicara dalam acaraWOW Service, Jakarta Marketing Week 2015 di Kota Kasablanka, Sabtu (9/10/2015).
 
Vivi menjelaskan, khusus pasar Asia, rata-rata pelanggan berasal dari sektor HOREKA. Sebaliknya, untuk pasar Amerika dan Eropa, pelanggannya didominasi para pengecer dengan skema Original Equipment Manufacturers (OEM). Di Indonesia sendiri, Indo Porcelain memiliki dua divisi bisnis, yaitu B2B dengan para pemilik HOREKA, maupun menjual ke pasar ritel lewat merek ZEN.
 
ZEN merupakan merek yang dirintis Indo Porcelain sejak tahun 1996. Hanya saja, Vivi mengaku pihaknya baru gencar memasarkan merek poranti makan itu selama tiga tahun terakhir. Alasannya, permintaan porselen berkualitas tinggi tengah meningkat sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia. 
 
“Saat ini, 40% produksi kami adalah merek ZEN. Sedangkan sisanya merupakan OEM untuk pasar ekspor. Kami juga memiliki merek kelas menengah bawa untuk perusahaan catering dengan nama Indokeramik,” paparnya.
 
Vivi melanjutkan persaiangan porselen di pasar ritel lumayan ketat. Salah satu pesaing terdekatnya yaitu Hankook Ceramic Indonesia yang memproduksi eberapa merek seperti Narumi dan St. James. Namun, Indo Porcelain punya keunggulan, yaitu memiliki jajaran produk yang lengkap, baik dalam bentuk, ukuran, dan desain, seperti piring ber-rim atau coupe, aneka mangkuk, cangkir tinggi, cangkir espresso, dan cangkir teh. Vivi menambahkan, pelanggan pun bisa melakukan personifikasi produk sesuai apa yang diinginkan, meliputi warna, bentuk dan ukuran.
 
Gas Meningkat
Walau permintaan meningkat, industri porselen diradang sejumlah tantangan, seperti melambungnya sejumlah ongkos produksi, menyangkut biaya raw material, tarif dasar listrik dan upah buruh. Tak hanya itu, industri porselen juga mesti menghadapi tingginya harga gas dan pelemahan nilai tukar rupiah. Wajar saja, Vivi mengaku, untuk menjadikan porselen agar menjadi keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang, suhu yang diperlukan mencapai 1.350 derajat celcius. 
 
“Kami tidak bisa langsung menaikkan harga, karena konsumen akan dirugikan. Yang kami lakukan adalah efisiensi dengan menaikkan produktjvitas. Misalnya, jika satu karyawan menghasilkan 10 keping per hari, kami tingkatkan menjadi 12 keping,” imbuh Vivi.
 
Sekadar informasi, menurut catatan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), volume produksi keramik di dalam negeri tahun 2014 mencapai 480 juta m2, dengan nilai omset Rp 30 triliun. Pencapaian tersebut meningkat 13% dibandingkan tahun 2013. Tahun ini, industri keramik secara keseluruhan diproyeksikan stagnan.

Related

award
SPSAwArDS