Melemahnya sektor pertambangan, khususnya batubara, beberapa tahun belakangan ini tidak menyurutkan Volvo Trucks Indonesia (VTI) untuk terus berekspansi. Merek asal Swedia ini tetap fokus menggarap sektor pertambangan batubara. Namun, Volvo tetap melihat adanya peluang-peluang di sektor lain yang bisa digarap tahun ini.
“Kami tetap fokus menggarap sektor tambang batubara di tahun ini. Memang, sekarang ini sektor batubara sedang melemah, namun kami optimistis bahwa kondisi ini akan segera membaik. Di sisi lain, konsistensi ini merupakan komitmen kami pada Indonesia untuk sebuah relasi jangka panjang,” kata Pierre-Jean Verge-Salamon, Presiden Director PT Volvo Indonesia.
Sebagai gambaran, harga acuan batubara (HBA) pada periode 1 – 31 Januari 2015 dipatok US$ 63,84 per ton. Padahal, sepanjang tahun 2014 nilai rata-rata HBA di kisaran US$ 72,62 per ton. Namun begitu, optimisme Pierre-Jean cukup beralasan lantaran tahun ini pemerintah mematok targel produksi nasional tambang batubara mencapai 425 juta ton. Dari angka tersebut, pemerintah juga menetapkan konsumsi batubara domestik mencapai 25% dari total produksi.
Selain menetapkan fokus bisnis di sektor tambang batubara, VTI juga mematok kinerja penjualannya. Memang, Pierre-Jean enggan menyebut secara pasti angka penjualan untuk tahun ini, namun ia menargetkan perolehan pangsa pasar hingga 30%. “Tahun ini, kami ingin tetap mempertahankan perolehan pangsa pasar seperti tahun lalu, yakni di angka 30% di segmen European heavy duty trucks,” katanya.
Kemudian, Pierre-Jean menambahkan, bahwa VTI tetap melihat peluang-peluang lain yang berpotensi besar untuk digarap. Salah satunya terkait dengan program pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo yang akan membangun infrastruktur di berbagai pelosok negeri. “Memenuhi pasar untuk sektor infrastruktur menjadi lompatan berikutnya bagi Volvo Trucks Indonesia. Tidak hanya infrastruktur, potensi untuk masuk ke sektor logistik juga merupakan pertimbangan kami,” tambahnya.