Badan riset Frost & Sullivan memprediksi penjualan kendaraan di Indonesia pada tahun 2013 ini akan tetap mencapai 1,2 juta unit. Dushyant Sinha, Associate Director, Automotive Practice, Asia Pasifik, Frost & Sullivan mengatakan bahwa prediksi Frost & Sullivan tersebut tidak berubah terkait dengan perkembangan-perkembangan baru yang berpotensi untuk menjadikan tahun ini sebagai tahun perubahan bagi sektor otomotif Indonesia dengan dampak strategis yang diperkirakan berjangka panjang.
Ia menambahkan bahwa pertumbuhan konsumsi domestik dan kampanye promosi yang agresif dari segi pasokan akan mendukung pertumbuhan secara keseluruhan di tahun ini. Kecenderungan kuat akan digulirkannya program Low Cost Green Cars (LCGC) di akhir tahun ini juga akan meningkatkan angka penjualan.
Namun, Dushyant mengingatkan bahwa kenaikan harga bahan bakar, kenaikan suku bunga disertai dengan pengeluaran yang ketat serta adanya tekanan inflasi yang dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga akan memperlambat pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia. Kanibalisasi pada beberapa sektor akibat dari adanya program LCGC dan tidak adanya perbaikan di sektor komoditas juga akan menghambat pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia. Namun demikian, melemahnya rupiah dapat membantu kegiatan ekspor.
“Meskipun terdapat sejumlah ketidakpastian, kami akan tetap berpegangan pada prediksi kami tahun ini di mana pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia akan mencapai 7,5 persen hingga 1,2 juta unit,” kata Dushyant.
Pada semester pertama tahun 2013, Frost & Sullivan menemukan penjualan kendaraan tumbuh lebih dari 12 persen berkat adanya pertumbuhan ekonomi, kenaikan upah, dan rendahnya suku bunga. Pada bulan Juli penjualan kendaraan tercatat mencapai 112.000 unit, didorong oleh promosi besar-besaran menjelang lebaran. Sementara itu, program Low Carbon Emission (LCE) – LCGC dapat menjadi salah satu katalis yang membawa sektor otomotif Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Program LCGC tersebut bertujuan untuk memberi insentif mobil-mobil murah dan ber-cc rendah, yang akan diterapkan bersamaan dengan kebijakan LCE guna meningkatkan penggunaan kendaran dengan bahan bakar alternatif.
Dushyant mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia juga perlahan-lahan telah mengurangi subsidi sebagai upaya untuk meringankan beban subsidi terkait dengan adanya kenaikan harga bahan bakar dan tarif listrik serta pembatasan penggunaan bahan bakar bersubsidi. Ia menambahkan bahwa kenaikan upah minimum merupakan bagian dari inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia.
Dia menyimpulkan meski langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia telah tepat, adanya pengetatan pembiayaan kendaraan dan standar emisi serta kenaikan tarif pajak kendaraan dapat berdampak pada penjualan kendaraan dalam waktu dekat.