Tahun Politik, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Relatif Stabil

marketeers article
People shopping in a mall. Poster concept. Consumer electronics store Interior. Colorful vector illustration. Design elements and banners in flat style.

Berada di tahun politik, kondisi perekonomian pun penuh tanda tanya. Sejumlah konflik yang sempat mencuat mengundang banyak anggapan bahwa perilaku konsumen dan produsen di pasar cenderung wait and see. Namun, apakah hal ini benar-benar terjadi pada konsumen Indonesia?

Menilik studi terbaru dari The Conference Board® GlobalConsumer Confidence™ Survey in collaboration with Nielsen, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal empat 2018, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 125 pada kuartal pertama 2019. Angka ini menempatkan Indonesia di urutan keempat negara teroptimistis di dunia.

IKK dipengaruhi oleh tiga indikator, meliputi optimisme konsumen mengenai prospek lapangan kerja lokal, keadaan keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja; semua dalam 12 bulan ke depan.

“Untuk Indonesia, dua indikator mengalami peningkatan pada kuartal ini. Optimisme akan Prospek Lapangan Kerja Lokal meningkat dari 68% di kuartal keempat 2018 menjadi 72% di kuartal pertama 2019,” terang Nielsen dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (03/06/2019).

83% konsumen memiliki persepsi positif mengenai Kondisi Keuangan Pribadi mereka, meningkat dari 79% di kuartal sebelumnya.

Sementara, di kuartal pertama 2019 hanya lebih dari setengah (56%) konsumen yang menyatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah waktu yang baik untuk berbelanja barang-barang yang mereka inginkan dan butuhkan. Indikator terakhir ini menurun dari 63% di kuartal keempat 2018.

Sentimen positif konsumen Indonesia akan stabilitas ekonomi membaik secara signifikan. Pada kuartal pertama tahun ini hanya 51% konsumen online Indonesia yang berpendapat bahwa negara sedang berada dalam keadaan resesi ekonomi. Sebelumnya di kuartal empat 2018, 57% konsumen yang berpendapat bahwa negara sedang mengalami resesi ekonomi, dan 61% di kuartal tiga 2018.

Menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana mereka setelah memenuhi kebutuhan hidup yang utama. Di kuartal pertama 2019, 66% konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk Menabung, 47% memilih untuk menggunakannya untuk Berlibur, dan 44% memilih untuk Berinvestasi di Saham atau Reksadana.

Terkait penghematan pengeluaran rumah tangga, 43% konsumen memilih untuk mengurangi belanja baju baru serta menunda mengganti perangkat teknologi baru seperti PC, mobile dan lainnya. Sementara itu, 41% memilih mengurangi hiburan di luar rumah.

Di kuartal pertama tahun ini, 34% konsumen menyatakan kekhawatiran mereka akan akan Stabilitas Politik, meningkat jauh dari 24% pada kuartal empat 2019. Kekhawatiran akan Keadaan Ekonomi menjadi kekhawatiran terbesar berikutnya bagi 31% konsumen Indonesia.

“Meningkatnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik di kuartal pertama tahun ini sepertinya juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja.”ujar Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia.

Ia mengatakan, menjelang Pemilu, konsumen mengantisipasi situasi salah satunya dengan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka.

Sementara, 17% konsumen Indonesia menyatakan kekhawatiran akan toleransi antarumat beragama, 16% merasa khawatir mengenai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan (16%); dan 12% merasa khawatir mengenai kriminalitas (12%) yang baru muncul pada kuartal awal 2019 ini.

Editor: Sigit Kurnaiwan

Related