Industri konstruksi Indonesia berada di persimpangan penting di tengah gema Pemilu 2024. Tidak hanya sebagai barometer ekonomi, sektor ini juga menjadi cerminan langsung dari kebijakan politik yang ada.
Pemilu, dalam hal ini, bukan sekadar pertarungan politik, melainkan juga penentu arah dan kecepatan pertumbuhan industri konstruksi. Georgi Ferdwindra Putra, Co-founder dan Co-CEO Gravel melihat sektor konstruksi di Indonesia 2024 tetap mampu memberikan kontribusi pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk mendorong pembangunan, peran teknologi baru dalam konstruksi menjadi hal yang tidak dapat diabaikan.
“Salah satu kunci industri konstruksi dapat terus maju terletak pada seberapa jauh sektor ini mampu beradaptasi dengan perubahan, khususnya dalam mengadopsi inovasi dan menerapkan teknologi dalam praktik konstruksi. Dan kami melihat Indonesia memiliki kesiapan itu, berdasarkan pengalaman Gravel beberapa tahun terakhir penggunaan teknologi dalam konstruksi terus tumbuh,” kata Georgi dalam siaran pers, Jumat (2/2/2024).
BACA JUGA: Propan Raya Dorong Pemasaran Produk Lewat Pameran Konstruksi
Berdasarkan tren tiga Pemilu terakhir, terlihat bahwa industri konstruksi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada Pemilu 2009 terjadi peningkatan pendapatan keseluruhan sektor konstruksi sebesar 9%.
Pada tahun 2014, industri konstruksi juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Tren serupa juga terjadi pada Pemilu 2019, yang mana pendapatan dari perusahaan konstruksi di Indonesia meningkat 17,39% dibanding tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Serap Tenaga Kerja Konstruksi, Disnakertrans Jabar Gandeng Gravel
Sektor konstruksi meraih pertumbuhan sebesar 5,23% secara year-on-year (yoy) pada triwulan II 2023 dan memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 9,43%. Kementerian PUPR juga memprediksi industri konstruksi masih akan mengalami pertumbuhan sebesar 4,5% pada tahun 2024.
Editor: Ranto Rajagukguk