Tak Bakar Uang, Apa Strategi Bisnis e-Commerce Bhinneka?

marketeers article

Persaingan bisnis e-commerce identik dengan praktik bakar uang alias menggelontorkan dana besar-besaran untuk kegiatan promosi. Hal ini dilakukan demi menarik lebih banyak pembeli. Namun, pemain e-commerce Bhinneka tak mau terjerumus dalam praktik ini. Bhinneka mengaku, mereka mampu mempertahankan double digit pertumbuhan setiap tahun meski tanpa cara ini.

Ada cara yang lebih menarik dan efektif bagi Bhinneka dibandingkan harus membakar uang, yakni kolaborasi. Fokus pada praktik omnichannel, Bhinneka tengah memperkuat kolaborasi dengan menggandeng seluruh e-commerce yang ada di Indonesia.

“Melalui kolaborasi, kami dapat memperluas pasar. Kolaborasi ini kami lakukan dengan semua e-commerce yang ada. Hal ini bisa meningkatkan visibilitas Bhinneka, memperkenalkan brand kami kepada generasi yang lebih muda, dan mengintegrasikan toko fisik Bhinneka dengan toko online yang tersebar di beragam platform, ”  ujar Vensia Tjhin, Chief of Omni Channel Bhinneka di Jakarta, Rabu (08/01/2019).

“Di dunia digital, kita mengenal istilah ‘seberapa banyak uang yang mampu dibakar, setinggi itu pula grafik pertumbuhan yang dicapai’. Kita bisa melihat beberapa contoh startup yang di awal kehadirannya membakar banyak uang. Grafik pertumbuhan mereka dengan cepat terus meningkat, baik dari sisi trafik, awareness, dan lain hal hingga pada satu titik mulai menurun,” papar Vensia.

Vensia mengatakan grafik pertumbuhan Bhinneka terhitung lebih stabil. Sejak lima tahun terakhir, Bhinneka berhasil meraih pertumbuhan bisnis double digit di setiap tahun. Namun, Vensia tak memungkiri plus-minus selalu ada ketika mereka memutuskan untuk tidak membakar uang. “Ini semua kami maintain melalui digital marketing berupa online activation di seluruh platform yang kami miliki, diiringi dengan pelayanan yang baik di toko fisik kami,” jelas Vensia.

Hadir sejak 1999, Bhinneka mengaku telah banyak belajar dari pengalaman. Dari istilah “memenangkan pasar e-commerce bergantung pada berapa banyak uang yang dibakar,” nyatanya, Bhinneka tidak merasa hal ini sesuai untuk bisnis mereka. “Pada akhirnya, doing the right business adalah dengan terus menjaga profitabilitas dan kualitas layanan,” tutur Vensia.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related