Tak Bisa Bergantung pada Alam, Destinasi Wisata Harus Kaya akan Budaya
Kesuksesan sektor pariwisata di suatu daerah tak bisa sekadar bergantung pada kekuatan alam. Belitung Timur menjadi salah satu wilayah yang meyakini hal ini. Bagi negeri Laskar Pelangi tersebut, budaya merupakan faktor penting yang menentukan maju mundurnya industri pariwisata.
Dianugerahi oleh alam yang begitu kaya, Belitung menjadi provinsi yang kini mengandalkan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian. Kekayaan alam Belitung memang tak perlu diragukan lagi. Coba tengok Pantai Tanjung Kelayang, Tanjung Tinggi, Danau Kaolin, Pulau Lengkuas, hingga Pantai Tanjung Pendam yang tak pernah bosan untuk dipandang. Namun, daerah dengan kekayaan alam seindah Belitung sekali pun menyadari sekadar mengandalkan kekayaan alam sebagai pemacu pariwisata tak akan cukup.
Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza Mahendra dalam Indonesia Data and Economy Conference Katadata 2020 mengatakan, “yang laku dijual sekarang bukan sekadar wisata alam, melainkan budaya yang menentukan kemajuan atau kemunduran pariwisata.”
Pemerintah Belitung kemudian mengangkat budaya sebagai pendukung sektor pariwisata. Budaya makan Bedulang salah satunya.
Ada makna mendalam di balik budaya makan Bedulang bagi masyarakat Belitung. Lebih dari sekadar makan bersama, tradisi makan bedulang mengajarkan kita untuk saling menghormati dan hidup bermusyawarah.
Warisan budaya ini kemudian dikemas dalam paket-paket wisata, dan banyak dihadirkan di rumah makan maupun penginapan di Belitung. Misalnya, jika Anda mengikuti tur Tarsius di Bukit Peramun, Anda dapat meminta petugas untuk menyajikan tradisi makan Bedulang sesaat sebelum agenda berjumpa dengan Tarsius.
Filosofi di balik budaya makan Bedulang dijadikan daya jual untuk menarik para wisatawan mencoba warisan budaya itu.
Selain itu, Belitung juga memiliki komunitas perdukunan yang menjadi daya tarik tersendiri dari kekayaan budaya mereka. Mulai dari dukun angina hingga dukun buaya tergabung dalam komunitas perdukunan yang sejauh ini berjumlah 158 dukun di Belitung Timur.
“Kita bisa mengambil contoh dari pariwisata Bali. Jika diperhatikan, banyak daerah yang memiliki pantai lebih indah dibandingkan Bali. Namun, Bali memiliki kekayaan budaya yang luar biasa yang dapat mendorong kemajuan sektor pariwisata mereka. Nah, kami belajar dari sini,” ujar Yuslih.
Melangkah ke ranah global, budaya dalam sektor pariwisata nampaknya tengah menjadi sorotan. Airbnb misalnya, memiliki layanan yang memungkinkan para wisatawan mencoba berbagai pengalaman budaya (local experience) di berbagai destinasi. Online Travel Agent Traveloka pun tak mau ketinggalan dengan meluncurkan Traveloka Xperience. Hal ini menunjukkan ada demand dari wisatawan untuk merasakan pengalaman budaya.
Pada akhirnya, bukan sekadar kekayaan alam, pemanfaatan budaya dengan baik juga memegang peranan penting bagi kemajuan sektor pariwisata suatu daerah.