Bukan hanya hubungan romansa yang bisa berujung toksik, pertemanan juga mungkin menjadi sumber stres dan luka jika tidak sehat. Hubungan pertemanan yang toksik bisa menguras energi dan perasaan, sehingga membuat Anda merasa terjebak atau tidak dihargai.
Seorang terapis berlisensi, Karina Aybar-Jacobs, dalam laman Today menyebut sejumlah tanda yang mengindikasikan hubungan pertemanan toksik. Berikut penjelasannya:
Tidak Menghormati Batasan
Menyampaikan batasan kepada orang lain memang tidak mudah, apalagi jika teman Anda terus mengabaikannya. Inilah salah satu tanda teman toksik, yang mana sering membuat Anda merasa bersalah ketika tidak bisa hadir untuk mereka, bahkan jika Anda sudah menjelaskan alasannya.
BACA JUGA: Attack on Titan: The Last Attack Rangkum Perjalanan Akhir Eren Jaeger
Selalu Butuh Bantuan
Teman yang toksik sering meminta bantuan atau perhatian Anda tanpa memberikan timbal balik yang sepadan. Mereka akan membuat Anda merasa harus selalu ada untuknya, bahkan bisa saja menggunakan rasa bersalah untuk memaksa Anda melakukan apa yang mereka inginkan.
Enggan Bertanggung Jawab
Teman yang toksik sangat jarang, bahkan tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan mereka. Alih-alih meminta maaf dengan tulus, mereka mungkin mencoba ‘menebusnya’ dengan hadiah atau perhatian sesaat, tanpa pernah berjanji untuk memperbaiki perilaku yang menyakitkan.
Suka Memanipulasi
Setiap orang pasti punya masalah dalam hidup, namun teman yang toksik justru menggunakan kesulitannya ini untuk memanipulasi Anda agar selalu ada untuk mereka. Hal ini bisa membuat Anda merasa bersalah atau terpaksa melakukan sesuatu di luar keinginan.
BACA JUGA: Akankah Don’t Come Home Berlanjut ke Season 2?
Posesif
Rasa cemburu dan posesif juga bisa muncul dalam pertemanan. Jika teman Anda membuat Anda merasa bersalah hanya karena menghabiskan waktu dengan orang lain, itu bisa jadi tanda pertemanan yang tidak sehat.
Mengabaikan Nilai-Nilai Anda
Teman toksik akan mendorong Anda melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip atau keinginan Anda demi kepentingan mereka sendiri. Misalnya, menekan Anda untuk membuka diri tentang hal-hal pribadi atau mencoba hal yang tidak sesuai dengan karakter Anda.
Mengabaikan Usaha Anda
Teman toksik mungkin sering mengabaikan bantuan atau dukungan yang Anda berikan, tetapi masih membuat Anda merasa wajib membantu mereka. Dalam kasus ini, Anda bisa mencoba menyarankan mereka untuk mencari dukungan dari orang lain atau profesional.
Jika Anda mulai merasa pertemanan Anda menunjukkan tanda-tanda di atas, mungkin saatnya menetapkan batasan lebih jelas. Aybar-Jacobs menegaskan bahwa tak masalah mengevaluasi ulang pertemanan yang membuat Anda merasa lelah atau tidak dihargai.
Anda juga bisa mencoba berbicara langsung dengan teman yang dimaksud dengan cara yang menghargai perasaan kedua belah pihak. Jika mereka tetap defensif dan tidak mau mengubah perilaku setelah berbicara, Anda punya pilihan untuk mengakhiri pertemanan tersebut.
Editor: Ranto Rajagukguk