Tak Cuma Tabur Bunga, Ini 3 Tradisi Unik Ziarah di Indonesia Jelang Ramadan
Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi menjelang Ramadan yang sudah mendarah daging di Indonesia. Kebiasaan ini lazimnya dilakukan dengan memanjatkan doa untuk mendiang, lalu dilanjutkan dengan prosesi menabur bunga di atas makam.
Mujib dalam Tradisi Ziarah dalam Masyarakat Jawa (2016) menyebut tradisi menabur bunga di atas makam itu sesuai anjuran sejumlah ulama. Kebiasaan ini menyiratkan harapan agar orang yang dikubur di dalamnya bisa terlepas dari siksa kubur.
Di sejumlah daerah di Indonesia, ziarah kubur sejatinya tidak hanya dilakukan dengan menabur bunga di atas makam. Ada sejumlah tradisi unik berkenaan dengan ziarah, berikut ulasannya:
Tradisi Nyadran – Jawa
Tradisi Nyadran adalah kegiatan berziarah ke makam para leluhur pada hari-hari penting dalam kalender Jawa. Kegiatan tersebut umumnya dilakukan pada bulan Sya’ban atau minggu terakhir sebelum bulan puasa.
Bukan sekadar berdoa lalu menabur bunga di makam, tradisi Nyadran terdiri dari serangkaian kegiatan. Ritus dimulai dengan melakukan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan.
BACA JUGA: 5 Tradisi Unik di Berbagai Daerah Menyambut Bulan Ramadan
Kemudian, dilanjutkan dengan kirab atau an arak-arakan menuju ke tempat upacara adat berlangsung. Sesampainya di tujuan, tradisi dilanjutkan dengan sesi penyampaian ujub atau maksud dan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku adat.
Tradisi Nyadran pun ditutup dengan acara makan bersama yang disebut Kembul Bujono dan Tasyukuran. Dalam sesi Kembul Bujono, setiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri.
Membawa Sesajen – Lombok
Masyarakat Dusun Kelambi, Lombok Tengah, punya tradisi membawa sesajen saat berziarah ke makam keleang yang diyakini sebagai tempat persinggahan wali Tuhan.
Sesajen itu adalah simbol membersihkan hati agar peziarah menjadi lebih baik dalam urusan dunia dan akhirat.
Hal tersebut dijelaskan Rohimi dalam Historis dan Ritualisme Tradisi Ziarah Makam Keleang di Dusun Kelambi (2019). Selain sesajen, tradisi ini juga dilengkapi dengan sesi penyembelihan hewan seperti ayam, kambing, atau kerbau.
BACA JUGA: Tradisi Lebaran: Memaknai Setiap Momen di Hari Raya
Masyarakat Dusun Kelambi juga membawa air yang sudah dimasukkan tanah. Setibanya di makam keleang, mereka menggunakan air itu untuk membasuh muka sambil memanjatkan doa dan harapan dalam hati masing-masing.
Menurut kepercayaan warga setempat, air tersebut bernilai sakral, bahkan bisa menyembuhkan orang sakit. Sebab itulah, mereka yakin air itu juga harus disimpan sekaligus digunakan untuk menyiram tanaman.
Ziarah Kubro – Palembang
Ziarah Kubro merupakan tradisi masyarakat Palembang dalam menyambut Ramadan, tepatnya dilakukan selama tiga hari berturut-turut di bulan Sya’ban.
Tradisi yang dikhususkan bagi laki-laki ini bukan sekadar menabur bunga, tetapi juga melakukan pawai di sejumlah titik.
Dengan mengenakan pakaian serba putih, mereka berziarah secara massal ke makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam. Momen ini sekaligus digunakan untuk melakukan silaturahmi dengan sanak saudara dan sesama umat Muslim lainnya.
Itulah tiga tradisi unik ziarah di Indonesia menjelang Ramadan. Adakah tradisi unik lainnya di daerah asal Anda?
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz