Bila dilihat dari lebih dari 60 juta jumlah rumah tangga di Indonesia, tingkat penetrasi fixed broadband (jaringan pita lebar tetap) di Indonesia baru mencapai 15% atau sekitar 9 juta sambungan.
Apabila mesti dibandingkan dengan jumlah penduduk, rasionya amat minim, sehingga Indonesia menduduki posisi 122 di dunia, di bawah Filipina (peringkat 110), Malaysia (peringkat 79), dan Korea (peringkat 6).
Padahal, akses masyarakat terhadap internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Tak sekadar internet, masyarakat juga butuh internet berkecapatan tinggi yang berjalan lancar tanpa masalah.
Maka itu, tidak hanya perusahaan penyedia jaringan serat optik dan telko saja yang andil dalam memperbesar penetrasi fixed broadband di Indonesia. Melainkan juga pada pengembang properti.
Sebab, para pengembang dapat membangun serat optik sebelum membangun sebuah kawasan properti, entah itu residensial, apartemen, hotel, kawasan industri, atau township sekalipun.
Salah satu pengembang properti yang melihat celah tersebut adalah PT Jababeka Tbk yang baru saja mengumumkan dirinya sebagai pengembang kota (city developer) dari posisinya yang dulu sebagai pengembang kawasan (township developer).
Perusahaan yang bertekad membangun 100 kota baru di Indonesia ini memang telah berhasil membangun Jababeka City sebagai kota pintar. Padahal, puluhan tahun lalu, kawasan Cikarang (lokasi Kota Jababeka), hanyalah berupa rawa-rawa kosong tanpa sumber daya alam berarti.
“Saat ini, kami fokus membangun kota mandiri berdasarkan ekonomi dan pariwisata. Maka itu, diperlukan konsep smart city yang mengintegrasikan teknologi dengan kebutuhan masyarakat,” kata Endy A. Budyanto, GM Commercial & Development PT Jababeka Infrastructure di acara Indonesia FTTH Association di Ritz Carlton PP Jakarta, Rabu, (27/4/2016).
Endy mengatakan, Kota Jababeka adalah salah satu projek smart city yang berhasil diciptakan perusahannya. Berawal dari kawasan industri, Kota Jabebeka telah menjadi kota baru di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Saat ini, ada sekitar 5.600 hektare lahan di Kota Jababeka, di mana 1.650 perusahaan dari 30 negara memiliki pabriknya di sana. Total penduduk pun mencapai 1,4 juta jiwa.
“Kami juga membangun medical city, education park, country club, serta 18 holes ladang golf berstandar international,” ujar Endy.
Selain di Kota Jababeka, perusahaan ini juga membangun Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Lesung, Banten; Moratai, Ternate; serta Kendal, Jawa Tengah.
Editor: Sigit Kurniawan