Tak Detail, Bisnis Bermasalah Kemudian

marketeers article

Ingin berbisnis? Jawaban yang sering dilontarkan oleh para konsultan bisnis adalah “Mulai saja dulu”. Salah? Tidak. Namun, bisa dipastikan segelintir orang yang langsung sukses. Kebanyakan usaha yang hanya bermodal nekat tanpa perencanaan yang matang pada akhirnya tutup atau bertahan sampai 3 tahun saja syukur. Hal ini juga diakui oleh Riana Bismarak. Sebagai pendiri situs belanja online BelowCepek.com, Riana menuturkan betapa pentingnya membuat sebuah business plan yang mendetil.

“Sebelum memiliki belowcepek.com ini saya telah gagal membangun toko offline yang hanya bermodalkan iseng. Dulu, saya mengembangkan fesyen perempuan dengan label Triple F. Wilayah pemasarannya diawali di wilayah Bali. Awalnya, produk ini hanya untuk mengisi butik kosong seorang teman. Hanya saja, ketika itu saya yang berdomisili di Jakarta kesulitan untuk mengurus manajemennya,” terang Riana kepada Marketeers.

Riana melanjutkan, bisnis fesyennya di Pulau Dewata itu hanya bertahan 1 tahun dengan alasan dan kondisi seperti di atas. Selanjutnya, Riana mulai mencoba-coba mengikuti bazaar. Tujuannya untuk mengetahui karakter konsumen seperti apa. Lalu iseng buka toko 1 tahun di ITC Ambassador, Jakarta, tapi ternyata memang sulit sekali.

Brand Triple F tersebut Riana bangun sebagai produk yang terjangkau dengan kualitas yang sangat baik. Namun ternyata di ITC itu tidak penting kualitas bagus. Konsumen hanya melihat model dan harga murah. Maka pemain yang mampu memberikan harga paling murah yang menang. Sementara pesaing, terus menerus menurunkan harga. Zaman dulu konsumennya seperti itu. Riana pun merasa kondisi pasar mulai tidak sehat.

Kira-kira di ITC hanya bertahan sekitar 1 tahun. Menurut penuturannya, kegagalan Triple F adalah karena kurangnya membaca kondisi pasar. Diperkirakan saat itu pasarnya belum siap. Selain itu, diakui bahwa konsentrasi yang belum sepenuhnya diberikan kepada bisnis dan mengandalkan orang yang tidak tepat dalam menjalankan bisnis menyumbang penyebab kegagalannya. 

Kesalahan yang dipaparkan Riana adalah dirinya menjual sesuatu yang hampir sama dengan yang pesaing. Diferensiasi yang ditawarkan tidak kuat dan kanal distribusi yang belum maksimal. Saat itu hanya ditunjang dengan Facebook. Akhirnya Riana menutup tokonya di ITC dan memutuskan untuk membuat marketing plan yang lebih mendetil. Selain itu Riana juga melakukan riset guna mengetahui fesyen di Indonesia.

“Akhirnya saya memutuskan untuk berkonsentrasi di segmen tertentu saja. Dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa tidak bisa saat ini kita hanya fokus menjual produk tanpa ada upaya branding. Karena semua orang tentu bisa menjual baju, lalu mengapa pelanggan harus memilih produk Anda? Dengan branding dan diferensiasi yang kuat yang mampu menjawab,” lanjut Riana.

Barulah pada tahun 2011 BelowCepek.com diluncurkan. Dengan modal sekitar Rp 100 juta, Riana ingin bersaing dengan merek asal Tiongkok dan Bangkok. Brand tersebut kuat dari sisi harga namun lemah soal kualitas dan ukuran. Untuk itu, hal pertama yang Riana lakukan adalah mencari produsen baju dengan kualitas yang baik. Hingga saat ini telah terkumpul sekitar 70 produsen yang menyuplai baju untuk BelowCepek.com. Mereka tersebar di Jakarta, Tangerang, Jogja, dan Bali. Untuk menyaingi produk Tiongkok dan Bangkok, Riana menilai harus membangun WOW! factor yang tepat. Dipilih lah harga produk di bawah Rp 100 ribu.

Related

award
SPSAwArDS