Traffic kerap dijadikan indikator utama dalam mengukur kesuksesan sebuah strategi digital marketing. Namun realitanya, ada begitu banyak faktor yang menentukan keberhasilan sebuah strategi pemasaran digital.
Tabah Yudhananto, Head of Performance Media Blibli mengaminkan hal itu. Menurutnya, terdapat beberapa aspek lainnya yang lebih penting dari sekadar traffic, apalagi untuk platform e-commerce seperti Blibli.
“Traffic memang penting di era digital ini, tapi pastikan para marketer juga memperhatikan faktor lain yang lebih krusial daripada sekadar traffic,” ujar pria yang akrab disapa Anto dalam acara Marketeers Tech for Business di Jakarta pada Selasa (4/6/2024).
Hal pertama yang perlu diperhatikan selain traffic adalah memahami bisnis objektifnya yang akan menentukan arah tujuan selanjutnya hingga strategi pemasaran digitalnya.
BACA JUGA Langkah Blibli Tiket Action Galangkan Sustainability di Indonesia
“Dari tujuan bisnis ini, turunlah ke objektif marketing. Digital marketing, sebagai bagian dari strategi marketing, harus selaras dengan bisnis objektif,” ucap Anto.
Setelah mengetahui bisnis objektifnya, faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah marketing funnel. Anto mengatakan marketing funnel akan membantu merek dalam memahami customer journey meliputi awareness, consideration, purchase, retention, dan advocacy.
Kemudian, di antara banyaknya kanal digital yang ada sekarang, para pemasar juga perlu memahami bahwa masing-masing channel memiliki perannya masing-masing.
“Sebagai contoh, media sosial bisa sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran merek (awareness), sementara email marketing dan affiliate lebih baik digunakan untuk retensi pelanggan,” ucap Anto.
BACA JUGA Nutrifood: Traffic Bukanlah Fokus Utama dalam Digital Marketing
Terakhir, Anto mengatakan sangat penting untuk mengukur keberhasilan dari setiap strategi marketing yang diterapkan. Bagi Anto, merek perlu melakukan perhitungan yang cermat mengenai strategi digital marketing yang dijalankan apakah sudah sesuai dengan objektif bisnis yang telah ditetapkan.
“Pastikan untuk mengukur kesesuaian antara bisnis objektif dan hasilnya. Dengan begitu, merek dapat terus tumbuh dan mempertahankan posisinya,” tutur Anto.
Editor: Ranto Rajagukguk