Taktik Suzuki Membangun Merek hingga Penjualan Lewat Content Marketing

marketeers article
Ilustrasi Jimny Adventure Experience di IIMS 2024 (Foto: Marketeers/Eric)

Salah satu bentuk kampanye pemasaran yang sebaiknya masuk dalam marketing plan adalah content marketing. Berbeda dengan advertising yang sifatnya hard selling, content marketing lebih soft selling. Tujuannya untuk mambangun merek di benak pelanggan secara jangka panjang.

Tantangannya saat ini adalah upaya jangka panjang itu mampu mendukung target-target jangka pendek. Kini, perusahaan tidak bisa hanya menciptakan konten yang menarik dan relevan, tetapi juga harus dapat memaksimalkan dampak dari konten tersebut, yaitu penjualan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Semrush pada tahun 2023, ada tiga tantangan utama dalam content marketing. Pertama, menarik prospek berkualitas lewat konten dengan presentasi 45%. Kedua, menghasilkan trafik yang cukup sebesar 35%. Dan ketiga, menghasilkan pengembalian investasi atau return on investment (ROI) dan penjualan melalui konten sebesar 34%.

BACA JUGA: 10 Strategi Membuat Content Marketing B2B yang Berbeda

Hasil survei ini menunjukkan meskipun banyak jumlahnya, tidak semua konten tersebut mampu menarik perhatian audiens. Untuk mengatasi masalah ini, lead generation menjadi langkah awal yang krusial. Ini merupakan proses untuk menarik perhatian calon pelanggan potensial agar seluruh tahapan customer journey terpenuhi.

Namun, untuk benar-benar efektif, lead generation harus dilakukan dengan pendekatan yang cerdas dan terintegrasi. Di sinilah, peran penting marketing yang tidak hanya mengedepankan kreativitas, tetapi juga memastikan bahwa konten tersebut mampu mendorong pembelian. Suzuki Indonesia, misalnya, berhasil melakukan strategi pemasaran yang efektif ini.

Dalam sebuah wawancara tertulis bersama Marketeers, Harold Donnel, 4W Marketing & Business Strategy Director PT Suzuki Indomobil Sales menjelaskan bahwa perusahaan memulai setiap langkah dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang disusun dengan matang. RKA ini merupakan hasil dari perencanaan strategis bisnis Suzuki di Indonesia, yang mencakup periode sepuluh tahun, lima tahun, tiga tahun, dan satu tahun.

BACA JUGA: AIDA Sudah Usang, Kini di Era Internet Saatnya 5A

Dalam konteks content marketing yang menjual dan dapat menghasilkan leads ke penjualan, Suzuki menerapkan model AIDA (Awareness, Interest, Desire, Action) untuk menyelaraskan upaya pemasaran dengan penjualan.

Awareness dan interest menjadi fokus utama kegiatan pemasaran. Suzuki melakukan strategi marketing untuk menarik perhatian audiens dan meningkatkan minat mereka pada produk atau layanan Suzuki. Sebut saja, media sosial, artikel blog, video, dan iklan digital,” jelas Harold.

Sementara itu, desire dan action menjadi fokus utama untuk penjualan. Setelah minat terbangun, konsumen didorong untuk membeli produk. Di sini, merek bisa mulai mengangkat testimoni pelanggan, menampilkan hasil studi kasus, memberi penawaran khusus, dan call to action yang jelas.

Related

award
SPSAwArDS