Tangis Uta Abe di Olimpiade Paris 2024 Jadi Viral di Media Sosial

marketeers article
Tangis Uta Abe di Olimpiade Paris 2024 (Foto: X/Paris 2024)

Tangis Uta Abe pecah di Olimpiade Paris 2024. Atlet judo asal Jepang itu harus menelan pil pahit karena kalah di babak 16 besar, yang dianggap oleh sebagian orang masih terlalu dini untuk penyandang juara dunia empat kali beruntun.

Dalam pertandingan yang dihelat pada Minggu (28/7/2024), Uta kalah dari peringkat satu dunia Diyora Keldiyorova asal Uzbekistan. Ia terlempar dengan teknik ippon pada sisa waktu 56 detik untuk memenangkan pertandingan.

Uta lantas menangis sembari berjongkok di atas tatami setelah menyadari kalau dirinya tak bisa mempertahankan gelar juara. Tangisnya semakin menjadi-jadi begitu ia menghampiri pelatihnya, dan momen tersebut pun viral di media sosial.

BACA JUGA: Juara Bertahan Olimpiade, Ini Rahasia Korea Selatan Dominasi Panahan

Melansir Olympics, Uta mengakui bahwa dirinya tidak kuasa menahan tangis usai kalah dalam pertandingan. Ia merasa kecewa karena selama setahun terakhir telah melakukan banyak hal untuk pertandingan di Olimpiade.

Bukti Atlet Jepang Punya Beban Mental

Apa yang dilakukan para atlet Jepang ketika menghadapi kekalahan, seperti Uta Abe, menjadi bukti bahwa mereka memiliki beban mental. Melansir The Washington Post, ahli menilai atlet diharapkan kuat dan tegar, namun dukungan serta konseling seringkali tidak tersedia.

BACA JUGA: 4 Seragam Defile Olimpiade Paris 2024 yang Beri Sentuhan Tradisional

“Sangat sulit bagi atlet untuk maju dan berbicara tentang kesehatan mental atau mengatakan bahwa mereka tidak sehat atau tidak stabil secara mental,” kata Masami Horikawa, seorang peneliti psikologi olahraga di Universitas Kwansei Gakuin.

Horikawa menegaskan bahwa tidak semua tekanan buruk, tetapi sebagai budaya, orang Jepang mengharapkan bahwa individu dapat mencapai segalanya. Perfeksionisme dilihat sebagai suatu keindahan.

“Jadi sebagai budaya, kami mengharapkan dan memuji individu yang mampu berhasil sepenuhnya sendiri tanpa bantuan apa pun,” tutupnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS