Kemajuan teknologi membuat terjadinya perubahan pada masyarakat dalam mengonsumsi video. Kini, mereka mulai beralih mengonsumsi video ke online dan mobile. Melihat tren ini, pemasar perlu mendekatkan merek dengan konsumen melalui perangkat mobile mereka. Permasar dapat menghadirkan iklan saat mereka terhubung dengan ponsel.
Menyajikan konten iklan melalui mobile bukanlah pekerjaan mudah. Pemasar akan menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, masalah koneksi internet dan perangkat mobile sederhana yang digunakan konsumen. Hal ini tentunya menyulitkan pemasar dalam menghadirkan video yang bisa diterima audiens secara keseluruhan. Selain itu, investasi untuk membuat dan mengedit video seringkali di luar jangkauan bujet iklan yang tersedia.
Untuk menjawab kebutuhan para pemasar dalam beriklan, Facebook meluncurkan fitur terbaru, Slideshow. Slideshow merupakan jenis video iklan yang diklaim ringan dan dibuat menggunakan serangkaian imej tak bergerak. Slideshow dihadirkan Facebook untuk memudahkan merek berinteraksi dengan pelanggan mereka.
Slideshow memudahkan para pengiklan untuk membuat iklan video dari serangkaian foto. Mereka cukup mengunggah tiga sampai tujuh rangkaian foto dan memilih durasi slideshow Anda, mulai dari lima hingga 15 detik.
Salah satu merek yang telah menggunakan slideshow adalah Coca-Cola di Kenya dan Nigeria. Coca-Cola menggunakan iklan video untuk meningkatkan kesadaran akan season baru dari program acara mereka, Coke Studio Africa. Untuk memperluas jangkauan iklan kepada audiens yang menggunakan koneksi lambat atau feature phone, Coca-Cola memanfaatkan slideshow. Hasilnya, mereka mengklaim berhasil menjangkau dua juta orang.
“Kami puas atas kampanye slideshow Facebook yang kami lakukan di beberapa pasar utama kami di Afrika, seperti Nigeria dan Kenya. Kampanye ini berhasil menjangkau lebih dari satu juta orang dan meningkatkan kesadaran iklan hingga 10 poin di Kenya,” ujar Ahmed Rady, Direktur Marketing Coca Cola Afrika Tengah, Timur dan Barat dalam keterangan resminya.
Sementara itu, di Indonesia, fitur ini telah digunakan oleh Dettol. Dettol menggunakan iklan video untuk kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia. Dettol menggunakan Slideshow untuk memperluas jangkauan audiens. Selain itu, Dettol pun menyesuaikan video iklan dengan konektivitas audiens, baik yang konektivitasnya lambat maupun cepat.
Editor: Sigit Kurniawan