Tantangan dan Solusi Krisis Kesehatan Mental di Indonesia

marketeers article
Sumber: 123RF

Kesehatan mental adalah masalah kesehatan yang saat ini paling di khawatirkan. Hal ini tercermin dari penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) di 31 negara, termasuk Indonesia yang memperkirakan sekitar 3,8% penduduk dunia mengalami depresi.

Kesehatan mental berdampak pada fisik, sosial dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit mental tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs). Banyak dari mereka tidak memiliki akses terhadap layanan yang berkualitas.

Faktanya, lebih dari 75% orang dengan gangguan kesehatan mental di negara-negara berkembang dan berkembang tidak menerima perawatan sama sekali.

BACA JUGA: IPMG Dukung Upaya Mekanisme Peningkatan Akses Obat Inovatif

Padahal, kesehatan mental merupakan hal yang penting bagi setiap individu untuk dapat menyadari kemampuan, potensi yang dimiiki. Sehingga, dapat produktif dan berperan dalam komunitasnya.

Saat ini, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan maraknya informasi mengenai kesehatan mental yang dapat mudah diakses melalui media sosial justru menjadi boomerang apabila mengarah ke perilaku self-diagnose, yang justru memperburuk kondisi pasien.

Melihat hal tersebut, Johnson & Johnson Indonesia terus berupaya meningkatkan literasi dan menghapus stigma mengenai penyakit ini di masyarakat melalui berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan.

Devy Yheanne, Leader of Communications & Public Affairs Johnson & Johnson Pharmaceutical for Indonesia, Malaysia & Philippines, mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan salah satu fokus utama perusahaan.

Tips menjaga kesehatan mental

Dalam acara Year – End Media Gathering 2023 bertajuk “Mind Behind the News” yang digelar khusus oleh Johnson & Johnson Indonesia, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membangun kesehatan mental yang baik.

Pertama, obalah untuk tidak fokus pada apa yang tidak bisa kita kontrol, tetapi fokus pada apa yang bisa kita kontrol, yaitu tidur, makanan dan hubungan.

Lalu, pastikan untuk tidur pada jam yang sama, sehingga tubuh akan terlatih. Tubuh memiliki ritme sirkadian yang unik, di mana jumlah hormon kortisol meningkat di pagi hari dan turun di malam hari, sehingga akan terasa sangat mengantuk. Gunakan waktu ini untuk tidur.

BACA JUGA: Perluas Pasar, Re.juve Buka Gerai Baru di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Selanjutnya, mulailah mengonsumsi makanan dengan nutrisi lengkap dan seimbang. Lalu, alokasikan waktu untuk menjalin hubungan dengan sesama. Karena, hubungan yang baik akan melindungi kesehatan mental.

“Bagi karyawan, ambilah cuti untuk melakukan hal yang berbeda dari pekerjaan, misalnya jalan-jalan dengan teman. Rasa cemas dan stres memang sangat normal. Tetapi, apabila sudah mulai menganggu kinerja, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter,” tutur dr. Lahargo

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related