Tantangan Industri Tekstil: Rantai Pasok dan Investasi Dari Mancanegara
Pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah berangsur pulih sejak meredanya pandemi, namun belum lepas dari tantangan yang dihadapi. Baik dari asosiasi dan pelaku memiliki perspektif yang berbeda terhadap tantangan yang dihadapi industri, namun sepakat ada beberapa hal yang harus diubah dan ditingkatkan.
Anne Patricia Sutanto, Vice CEO PT Pan Brothers Tbk dan Group mengatakan bahwa tantangan dalam industri tekstil dan produk tekstil adalah untuk menarik minat investor mancanegara agar berinvestasi ke dalam negeri, dengan membuat pabrik, atau menghasilkan bahan baku yang tidak diproduksi di Indonesia.
“Indonesia harus menawarkan daya tarik di bidang kemudahan investasi dengan insentif yang menarik, baik bagi investor yang masuk. Begitu juga untuk partner lokal yang mampu menarik investor masuk dan membangun pabrik di Indonesia,” kata Anne dalam keterangan tertulis yang diterima Marketeers, Rabu (15/6/2022).
Dengan masuknya investor mancanegara, diharapkan juga investor akan membawa teknologi yang mereka gunakan ke dalam negeri, dan terjadi kolaborasi antara pelaku lokal dan investor dari luar negeri. “Berkolaborasi dengan industri TPT Indonesia dengan membawa teknologi mereka agar terjadi alih teknologi,” ujar Anne.
Selain itu, peningkatan daya saing pelaku industri lokal juga perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui pendanaan dengan suku bunga yang relatif rendah. Pendanaan diperlukan oleh pelaku industri lokal baik untuk “modal kerja maupun peremajaan mesin.” Pendirian institusi pendidikan yang memfokuskan tenaga kerja di industri tekstil juga diperlukan untuk mengisi kebutuhan dengan tenaga kerja yang lebih kompetitif.
“Memfasilitasi pendirian atau pendanaan Politeknik, SMK, dan Vokasi yang disesuaikan dengan konsep 4.0 bisa dilakukan. Harapannya, sumber daya manusia Indonesia menjadi semakin kompetitif, in line dengan kebutuhan industri yang siap pakai dan siap mengadopsi alih teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, asosiasi melihat tantangan industri tekstil dari segi pengaturan rantai pasok. Rizal Tanzil, Wakil Ketua Bidang Hubungan Pemerintah Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) menilai pengaturan rantai pasok adalah tantangan.
“Menurut saya tantangannya adalah mengkaitkan antara hulu, tengah, dan hilir. Karena ada beberapa ada bahan baku yang tidak bisa diproduksi dalam negeri. Kemudian kontrol harga bahan baku yang relatif tidak kuat sehingga fluktuatif. Kita ada bahan baku dari minyak bumi seperti polyester, kita ada bahan baku juga dari impor seperti kapas. Itu harganya sangat fluktuatif,” ujarnya kepada Marketeers ketika dihubungi dalam saluran telepon pada Jumat (10/6/2022).
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz