Tantangan Produk Makanan Korea di Pasar Indonesia

marketeers article

Bila kita berbelanja di hipermarket, supermarket, hingga minimarket, coba Anda perhatikan, berapa banyak makanan Korea yang Anda temui? Saat ini, memang produk makanan Korea  banyak menghiasi rak di toko-toko ritel. Hal ini tidak mengherankan karena produsen makanan di Korea Selatan melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi mereka.

Hingga kini, Korea Selatan merupakan negara pengimpor produk makanan terbesar ketiga ke Indonesia, setelah Singapura dan Malaysia. “Berdasarkan data dari BPOM, sebanyak 78 perusahaan makanan di Korea telah tercatat sebagai pengimpor ke Indonesia. Produk yang banyak diimpor adalah produk ritel atau produk siap konsumsi,” kata Tetty Helfary Sihombing, Direktur Standarisasi Produk Makanan BPOM di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain Indonesia menerima masuknya produk impor, 14 industri makanan di Indonesia pun telah mengekspor produk-produk mereka ke Korea Selatan. Indonesia lebih banyak mengekspor produk makanan, seperti cookies, minuman teh, dan mie instant ke Korea Selatan. Pada tahun 2014, nilai ekspor dari Indonesia ke Korea Selatan mencapai US$ 5,8 juta. Selama tahun 2013 hingga 2014, lanjut Tetty, kegiatan ekspor dan impor memang mengalami kenaikan.

Berdasarkan data BPOM, pada tahun 2013, ekspor makanan yang terbanyak adalah cookies, minuman teh, penyedap rasa, dan mie instant. Sedangkan tahun 2014, yang paling banyak diekspor adalah cookies, penyedap makanan, mie instant, dan minyak sayur.

Lalu, makanan yang diimpor pun hampir mirip dengan makanan yang diekspor. Untuk makanan impor tahun 2013, data dari BPOM mencatat, yang terbanyak adalah mie instant, cookies, sayuran beku, es krim, dan kecap. Tahun 2014, makanan impor terbanyak yaitu mie instant, cookies, cake, soft drink, dan pemanis.

“Saya tidak merasa produk makanan Korea ini akan mengganggu produk dalam negeri karena produk yang diimpor dan ekspor itu mirip-mirip. Saya yakin orang Indonesia masih suka rasa Indonesia. Masyarakat makan makanan Korea mungkin ingin sekadar fancy. Tapi, mereka akan kembali ke cita rasa Indonesia,” tambah Tetty.

Menurutnya, produk impor dan produk dalam negeri akan bersaing dari sisi kualitas dan juga dari sisi penampilan. Sekarang, konsumen membeli makanan bukan hanya mempertimbangkan harga. Mereka pun mulai memperhatikan kemasan produk.

“Tentunya, orang akan lebih memilih membeli cookies yang kemasannya menarik dan praktis dibandingkan cookies dengan kemasan yang biasa saja,” tutupnya.

Editor: Sigit Kurniawan 

Related

award
SPSAwArDS