Branding dan membangun imej merupakan tugas pemerintah. Lalu, yang bertugas mengembangkan produk berupa 17.000 pulau ini adalah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA). Hal ini dikatakan Ketua ASITA Asnawi Bahar dalam acara MarkPlus Center Tourism & Hospitality di Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Ia menambahkan, selama ini yang menjadi masalah dalam mengembangkan pariwisata adalah infrastruktur. Pihaknya terus mendorong pembangunan infrastruktur untuk menunjang sektor pariwisata. Mewakili asosiasi, ia ingin agar program-program yang telah dicanangkan tetap dilanjutkan meski berganti menteri. Bila program tidak dilanjutkan, bagi Asnawi, ini akan membingungkan industri. Hal ini tak lepas dari upaya memajukan pariwisata.
Asnawi mengaku, membebaskan visa bagi sejumlah negara memang dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Namun, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan penagawasan. “Jangan sampai mereka datang malah merugikan Indonesia. Contohnya di Bali, banyak turis yang over stayed. Ini yang perlu diawasi,” katanya.
Selain itu, tantangan bebas visa dihadapkan pada keterbatasan kapasitas. Jawaban dari persoalan ini adalah dengan infrastruktur. Kalau bandara belum siap, sambung Asnawi, bagaimana pesawat akan banyak berdatangan ke Indonesia. Bisa dibilang, bandara di Indonesia banyak yang belum siap.
Bukan hanya itu saja, yang menjadi tantangan di pariwisata adalah sinergi. Seharusnya ada good will dari pemerintah bersama dengan biro perjalanan. “Kami ingin bersama-sama mencari sebuah konsep bersama hotel, restoran, transportasi bersatu sehingga memiliki daya saing yang mumpuni,” paparnya.
Lalu, meningkatkan kualitas produk menjadi sangat penting bagi kemajuan pariwisata. Ke depan, pihaknya ingin menawarkan wisata tematik. “Wisata tematik diharapkan mampu menarik wisatawan. Contohnya, banyak orang Indonesia datang ke Kanada hanya ingin melihat kupu-kupu. Mereka pun membayar dengan harga yang mahal tentunya. Di sini, kita bisa membuat yang tematik model seperti itu,” katanya,
Hal inilah yang ditangkap oleh ASITA melihat industri pariwisata yang dinamis. Selain berencana mengembangkan wisata tematik, ASITA pun memiliki rencana untuk membuat travel fair terbesar di Indonesia. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan rencana tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan