Demi mendukung pertumbuhan bisnis, TASPEN tengah menggenjot penempatan investasi secara langsung ke sektor-sektor yang menghasilkan imbal hasil (yield) lebih tinggi. Salah satunya, investasi di sektor infrastruktur. Strategi ini sendiri dilakukan sebagai langkah berinvestasi jangka panjang.
Direktur Utama TASPEN Iqbal Latanro mengatakan, portofolio investasi terbesar TASPEN saat ini adalah deposito perbankan plat merah dan Surat Utang Negara (SUN). Padahal, sesuai aturan, 5% dari aset TASPEN harus dialirkan ke investasi langsung. Namun, realisasinya sampai saat ini belum sampai 1%.
“Dulu, deposito yield-nya tinggi, namun kini proyek infrastruktur yang lebih prospektif. Kami tidak membeli saham dari pasar modal, tapi langsung menjadi pemegang saham langsung,” ujar Iqbal di acara BUMN Marketeers Club ke-40 di kantor pusat TASPEN, Cempaka Putih, Jakarta, Kamis, (22/10.2015).
Mengenai proyek infrastruktur, Iqbal melirik proyek jalan tol, pembangkit listrik, dan properti untuk menginvestasikan dana pensiun yang dikelolanya. Hingga semester I 2015, pertumbuhan aset TASPEN mencapai Rp 177,3 triliun, meningkat 9,9% dibandingkan Desember 2015.
Di kesempatan yang sama, Iqbal juga akan mengeluarkan Smart Card, kartu identitas multifungsi bagi 6,8 juta pesertanya. Kartu itu direncanakan dapat menjadi kartu diskon bagi pasar swalayan, bioskop, hingga kereta api.
Editor: Sigit Kurniawan