Tawarkan Investasi Pariwisata, Bahlil Raih Komitmen Investasi Rp 172 Miliar
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim telah mengantongi komitmen investasi di wilayah pariwisata dari pemodal. Upaya ini didapatkan setelah dia menawarkan pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).
Bahlil mengatakan, sejumlah investor dari dalam maupun luar negeri juga telah menyampaikan komitmen atau rencana investasinya di lima tempat, seperti Danau Toba, Provinsi Sumatra Utara; Borobudur, Provinsi Jawa Tengah; dan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kemudian Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Likupang, Provinsi Sulawesi Utara.
Mereka ingin berinvestasi tidak hanya terkait dengan sektor pariwisata, namun juga sektor pendukung lainnya seperti energi, teknologi informasi, telekomunikasi, dan juga real estate. Tercatat, total nilai proyek eksisting mencapai Rp 172,2 miliar atau US$ 11,67 juta, nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp 1,552 triliun atau US$ 106,24 juta, dan nilai minat investasi sejumlah Rp 1,186 triliun atau US$ 81,19 juta.
Adapun daftar perusahaan yang telah menyampaikan komitmen tersebut, antara lain PT Tobanta Nauli Indah di Danau Toba, PT Luxor Graha Propertindo di Borobudur, Solar Dex Indonesia di Labuan Bajo, Ciputra Residence di Mandalika, dan PT Dayamitra Telekomunikasi di Likupang.
“Saya tidak segan-segan meyakinkan bahwa di Indonesia banyak tempat-tempat wisata yang bisa dituju dan memiliki alam yang bagus. Kami ingin tidak hanya Bali saja, namun daerah lainnya juga berkembang. Saya yakinkan investor bahwa Indonesia merupakan tujuan pariwisata dunia,” kata Bahlil melalui keterangannya, Sabtu (10/9/2022).
Menurutnya, industri pariwisata merupakan sektor yang paling besar terdampak akibat adanya pandemi COVID-19. Padahal, sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap penciptaan lapangan kerja bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab itu, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. “Kita perlu melakukan optimalisasi pembangunan pada sektor pariwisata khususnya dari sisi aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Sumber dananya tidak dapat hanya mengandalkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ataupun Daerah (APBN/APBD) saja, tetapi juga dari investasi dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menambahkan, pengembangan pariwisata super prioritas ini merupakan program pemerintah untuk menciptakan destinasi kelas dunia baru selain Bali. Hal ini dilakukan agar tercipta pemerataan perekonomian dan memaksimalkan sumber daya pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia.
“Saya meyakini bahwa forum ini dapat mengakselerasi pengembangan destinasi super prioritas, terutama melalui pengelola kawasan ekonomi dan badan pelaksanan otorita. Para investor janganlah ragu untuk berinvestasi di destinasi pariwisata Indonesia,” ucapnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz