Tekan Emisi Metana 40%, Pertamina Gandeng Perusahaan Internasional

marketeers article
Ilustrasi kantor Pertamina. (FOTO: Pertamina)

PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa mengurangi emisi gas metana sebesar 40% dari baseline tahun 2021. Adapun gas metana adalah emisi yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan merupakan gas rumah kaca yang kuat, termasuk polutan iklim jangka pendek (SLCP).

Salyadi Dariah Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) menjelaskan pengurangan gas metana ini merupakan bagian dari komitmen perseroan dalam menangani perubahan iklim. Pertamina bertekad untuk menjadi perusahaan energi terkemuka yang dikenal atas kepeduliannya terhadap lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang kuat.

BACA JUGA: Langkah Pertamina Menggapai Pasar Global melalui MotoGP

“Kami telah membuat langkah signifikan dalam pengelolaan emisi metana untuk selaras dengan tujuan keberlanjutan kami,” kata Salyadi melalui keterangan resmi, Jumat (15/11/2024).

Dalam upaya pengurangan metana, Pertamina menyatakan dukungan terhadap Zero Routine Flaring Initiative (ZRF) dengan target mengakhiri flaring rutin pada 2030. Salyadi menyebut untuk mengejar target ini Pertamina bermitra dengan organisasi internasional seperti JOGMEC (Japan Oil, Gas, and Metals Corporation) serta anggota Dewan Perminyakan ASEAN.

BACA JUGA: Resep Pertamina Hulu Rokan Perkuat Ketahanan Energi lewat Digitalisasi

Dengan adanya kolaborasi internasional, pemanfaatan teknologi inovatif, dan komitmen terhadap tujuan bersama, Pertamina bersama para mitra menunjukkan pentingnya aksi kolektif dalam menekan emisi metana demi keberlanjutan iklim.

Kolaborasi dengan USAID dan perusahaan teknologi seperti Honeywell turut mendukung pemantauan dan pengurangan emisi metana. Pertamina juga berkolaborasi dengan Petronas dan PTTEP melalui Oil and Gas Methane Partnership 2.0 (OGMP2.0) serta Methane Leadership Program.

Studi bersama dengan JOGMEC di lapangan Donggi Matindok dan JOB Tomori pun memperkuat upaya dalam pengurangan flaring secara presisi.

“Untuk mencapai hasil yang bermakna dan berkelanjutan, kami harus bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas global,” ujar Salyadi.

Heather Evans, Deputi Asisten Sekretaris Bidang Manufaktur di Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) turut mendukung kerja sama lintas negara ini dengan menekankan komitmen AS dalam berbagi teknologi untuk mengurangi emisi metana. Dia mendorong mendorong penerapan teknologi pengurangan emisi sebagai praktik terbaik industri, bukan hanya sekadar persyaratan regulasi.

“Perusahaan-perusahaan AS menawarkan solusi inovatif untuk pemantauan emisi metana, dan kami siap mendukung mitra internasional dalam perjalanan pengurangan metana mereka,” katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS