Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dalam laporan IDN Times bertajuk “Indonesia Millennial Report 2019”, milenial diproyeksi akan menjadi generasi yang mendominasi struktur demografi Indonesia. Dengan total populasi sekitar 179,1 juta orang, pasar milenial tak bisa diabaikan. Pasar milenial diyakini memiliki potensi yang sangat menggiurkan di semua industri.
Salah satu industri yang banyak menargetkan milenial adalah pariwisata dalam hal ini agen perjalanan dan perhotelan. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa lebih dari 50% dari total wisatawan yang datang (inbound travelers) berasal dari milenial yang melek teknologi. Selain itu, survei dari IDN Research Institute pada 2019 juga menemukan bahwa 4 dari 10 milenial pergi berlibur setiap tahunnya.
Fakta menarik lain menemukan bahwa bagi milenial, gawai pintar menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Bahkan, mayoritas dari mereka mencari informasi dan merancang agenda liburan mereka dari gawai. Selain itu, mereka juga aktif membagikan opini dan pengalamannya selama berlibur. Sebagai generasi ‘digitally native’ pertama, milenial merupakan pengguna media sosial yang paling aktif.
Berbagi atau memarkan di media sosial tidak jarang menjadi salah satu agenda utama saat travelling. Tidak hanya mencari inspirasi perjalanan dari konten teman-temannya, generasi pelancong yang melek teknologi ini juga menggunakan teknologi untuk memesan akomodasi perjalanan. Kemudahan ketika melakukan pemesanan menjadi indikator utama yang diperhatikan ketika mereka memesan layanan.
“Perilaku milenial yang kerap kali menggabungkan liburan dan bisnis dalam perjalanan mereka telah mengubah landscape sektor perhotelan. Kami dipacu untuk mampu beradaptasi dan mengakomodasi kebutuhan pelancong muda ini. Bukan hanya menyediakan akomodasi terbaik, tetapi juga pengalaman berlibur yang mudah dan menyenangkan,” ujar Country Head OYO Hotels Indonesia Rishabh Gupta.
Editor: Sigit Kurniawan
