CEO Tokopedia: Teknologi Tidak Menjadi Disruptor

marketeers article

CEO Tokopedia William Tanuwijaya memiliki mimpi suatu saat nanti seluruh masyarakat di Indonesia bisa merasakan pemerataan ekonomi secara digital. Ia meyakini Tokopedia memiliki misi yang besar dalam membantu pemerataan ekonomi digital. Misi besar ini dituntaskan oleh Tokopedia dengan serangkaian teknologi yang sedang dibangun. Salah satunya adalah teknologi Artificial Intelligence (AI).

Ketika meresmikan Tokopedia AI Center of Excellence, pusat pengembangan AI di kampus Universitas Indonesia, William membagi pengalamannya ketika diundang untuk menyaksikan presentasi dari mentornya, Masayoshi Son, CEO Softbank, perusahaan yang juga investor utama Tokopedia. Kala itu, Masayoshi mengajukan pertanyaan kepada para audiens, apakah saat ini bila kita mengendarai kuda di jalan raya akan ditangkap oleh polisi.

William yang saat itu menjadi salah satu audiens, turut mengangguk. Melihat reaksi audiens yang yakin akan ditangkap polisi ketika mengendarai kuda di jalan raya, Masayoshi melanjutkannya dengan kalimat, “Mungkin di masa yang akan datang kita akan ditangkap polisi bila mengendarai mobil di jalan raya.”

Argumentasinya adalah kurang dari satu abad yang lalu, kuda adalah moda transportasi utama masyarakat dalam bepergian ataupun mengirim barang. Dengan kehadiran mesin dan teknologi, kuda perlahan digantikan dengan kendaraan roda empat. Ia melanjutkan, bahwa dengan teknologi yang terus berkembang baik itu AI, super computer, deep learning, besar kemungkinan bahwa mobil suatu saat nanti akan terpinggirkan. Teknologi bisa menjadi solusi dari masalah kemacetan, transportasi publik, dan polusi.

Selesai menceritakan pengalamannya bersaa Masayoshi Son, William mengajak semua orang membayangkan bila suatu waktu semua orang dapat memperluas bisnis dari manapun mereka berada dan setiap konsumen di Indonesia dapat menerima setiap produk yang mereka pesan dalam hari yang sama. Bila hal ini sudah tercapai, William yakin misinya mendorong pemerataan ekonomi secara digital akan segera tercapai.

“Semua hal ini tidak hanya akan menjadi mimpi dan dapat direalisasikan melalui AI, seperti misalnya demand prediction, smart warehouse, dan smart logistic,” ujar William.

Ia percaya teknologi seharusnya menjadi enabler yang memberdayakan masyarakat dan tidak menjadi disruptor. Ia mencontohkan, kehadiran listrik justru membantu mengembangkan kehadiran teknologi-teknologi lainnya.

“Ketika teknologi berhasil membuat masyarakat dari mana pun merasakan kualitas barang dengan harga yang sama, maka kami berhasil mewujudkan misi keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tutup William.

Editor: Sigit Kurniawan

Related